Fenomena Stigma Negatif Orang Tua Terhadap Game

Positif Negatif Game
OPINI: Teuku Nanda Faris, mahasiswa S1 Digital Public Relations, Universitas Telkom. ist/ruber.id

CITIZEN JOURNALISM, ruber.id – Game, satu kata yang cukup familiar di telinga masyarakat segala usia. Istilah yang secara harfiah berarti permainan. Identik dengan berbagai macam bentuk permainan yang bisa dimainkan oleh masyarakat. Di segala usia.

Biasanya, game dimainkan pada sebuah gadget atau seperangkat alat tertentu. Baik secara offline maupun online, alias terkoneksi internet.

Tentang Game dan Perkembangan Teknologi Informasi

Seiring perkembangan teknologi informasi dewasa ini. Game, menjadi permainan digital yang dimainkan oleh hampir seluruh masyarakat. Perkembangan game ini, tentunya memberikan dampak negatif maupun positif. Terutama, terhadap minat belajar, khususnya para mahasiswa di Indonesia.

Di mana, masyarakat Indonesia dikenal aktif dalam dunia internet. Terutama, sejak adanya kasus Covid-19, sangat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan kegiatan aktivitas online.

Mulai dari game online, media sosial, bahkan dalam hal belajar maupun bekerja, dilakukan secara online. Dengan begitu, video game menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk bersenang-senang. Setelah melakukan kegiatan utama, mengingat juga, adanya work from home (WFH), yang tentunya tidak membuat kita bebas beraktivitas di luar rumah.

Esports dan Mobile Legend

Tak jarang, ketika kita bermain game, orang tua pun tidak suka melihat anaknya bermain game. Namun, seiring berjalannya waktu, kini video game sudah memiliki tempat tersendiri. Olahraga elektronik kini sudah berkembang pesat di Indonesia.

Esports misalnya. Olahraga via game ini, sudah dipandang menguntungkan dari segi bisnis. Bagaimana tidak menguntungkan, sedangkan jumlah pemain game di Indonesia sangat banyak.

Dalam hal ini, kita ambil contoh dari game Mobile Legends. Di mana, di bulan Maret 2021, MLBB tercatat punya 78 juta pemain yang login. Dengan angka tertinggi, 8 juta pemain dalam satu hari. Angka yang cukup fantastis bukan?

Tak pandang usia, dewasa ini, video game juga dimainkan oleh seluruh kalangan, berbagai usia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah player game online di Indonesia. Dan pesatnya perkembangan game online di Indonesia.

Dampak Negatif Game

Meski begitu, video game juga bisa membuat kehidupan kita menjadi buruk. Bukan hanya itu, video game juga sangat mempengaruhi mahasiswa dalam minat belajarnya.

Baca juga:  Mengasah Cara Berpikir dan Bersikap Islami

Tak hanya itu, dampak negatif dari video game pun beragam. Misalnya, kecanduan, gangguan penglihatan. Kemudian, obesitas karena minimnya pergerakan dari tubuh, turunnya minat belajar, hingga tidak peduli dengan lingkungan.

Dampak Positif Game

Di Indonesia sendiri, video game selalu dianggap negatif oleh orang tua. Namun siapa sangka, ternyata video game juga memiliki manfaat dan dampak positifnya juga loh.

Dampak positif bermain game seperti, melatih sportivitas terhadap lawan, menambah aktivitas otak. Kemudian, mengasah kemampuan kerjasama, menghibur diri hingga peluang bisnis yang besar di balik game itu sendiri.

Alasan Orang Tua Tidak Suka Anaknya Bermain Game

Terlepas dari dampak positif di atas, hampir seluruh orang tua di Indonesia menganggap game adalah jenis kegiatan yang buruk. Mereka, sulit untuk membuka mata dan melihat sisi positif dari game.

Meskipun, di luar sana, sudah banyak prestasi dalam perkembangan dunia esport. Namun, tetap saja orang tua di Indonesia masih yang khawatir dengan anaknya yang suka bermain game.

Orang tua, tentunya tidak menginginkan hal buruk terjadi pada anaknya. Seperti kecanduan game, yang merupakan penyakit mental sangat serius. Bahkan, game bisa mempengaruhi masa depan anak itu sendiri.

Sehingga wajar, jika banyak orang tua di Indonesia, melarang anaknya atau membatasi anaknya dalam bermain game. Tapi juga, ini menjadi keliru, jika orang tua terlalu memaksakan anak untuk tidak bermain game.

Efek Game

Bukan malah menimbulkan dampak positif. Tapi malah sebaliknya, larangan dari orang tua ini akan memunculkan kebencian anak terhadap orang tua. Selain itu, anak juga akan merasa depresi. Karena ia, merasa tertekan dan minimnya refreshing pikiran.

Sama seperti anak pada umumnya. Mereka menginginkan keseruan bermain bersama teman-temannya. Jadi dengan bermain game, mereka seakan refreshing sembari santai. Setelah mengerjakan tugas, maupun kerjaan utamanya.

Baca juga:  Tips Bermain Aldous di Mobile Legends, Hero Kebanggaan Warga Epic

Dengan hadirnya video game, tentu membuat kita merasa lebih senang. Apalagi jika dimainkan bersama teman dekat, maupun teman jauh.

Permainan game, membuat otak menjadi relaks. Karena di waktu inilah, otak kita merasa refresh.

Selain itu, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa dengan bermain game online. Dapat memengaruhi otak dan juga menyebabkan perubahan pada bagian tertentu di dalam otak.

Berdasarkan berbagai penelitian tersebut. Diketahui bahwa video game tidak hanya mengubah cara kerja otak, tapi juga strukturnya.

Selain itu, kebanyakan hasil penelitian menyatakan bahwa orang yang bermain game online, justru bisa lebih fokus ketimbang yang tidak memainkannya.

Anda pasti tahu kalau dari segala sesuatu yang kita lakukan, ada sisi negatif dan positif seperti penjabaran di atas.

Namun, dalam hal ini, video game selalu menjadi stigma negatif. Meski sebenarnya, kita bisa meraup keuntungan yang besar dari adanya game online ini.

Peluang Bisnis dari Game Online

Konten Kreator

Jika Anda sudah merasa pro dalam sebuah game. Tidak ada salahnya untuk fokus menjadi konten kreator. Seperti di channel YouTube, konten kreator akan mendapatkan penghasilan dari Adsense YouTube. Tentunya, ketika channel yang digunakan ini, sudah memenuhi syarat dan ketentuan.

Jasa Joki

Bukan hanya tugas yang bisa dijoki. Tetapi, jasa joki ada di game online. Bahkan saat ini, jasa joki game online laris. Misalnya, di Mobile Legend, ada jasa joki naikin rank game kalian.

Target pasarnya yakni orang yang sibuk. Tapi, orang sibuk ini ingin mencapai rank yang diinginkan tanpa memainkan game-nya.

Jasa Top Up

Game online kini juga membutuhkan yang namanya Top Up. Untuk gengsi para player, para developer game membuat sistem mata uang game. Ini bisa digunakan untuk membeli item, custom, skin, dan yang lainnya. Sehingga karakter game terlihat berbeda. Atau biasa di namakan DLC.

DLC sendiri, merupakan konten tambahan yang dibuat untuk sebuah game yang telah dirilis. DLC ini, didistribusikan lewat internet oleh publisher atau penerbit dalam game tersebut.

Baca juga:  Wild Rift Kedatangan Banyak Skin Exclusive Pada Patch 3.4

Misalnya, dalam game ada suatu karakter yang tidak bisa dimainkan oleh player. Jika player ingin menggunakannya, maka harus TopUp terlebih dahulu.

Menjadi Pro Player

Perkembangan e-sport di Indonesia sudah pesat. Maka dari itu, menjadi salah satu bagian dari mereka merupakan hal yang patut dicoba, bagi kalian pecinta game. Karena, kalian akan digaji tinggi oleh bos-bos dari tim e-sport tersebut.

Selain itu, kalian juga akan mengikuti turnamen antarprovinsi. Bahkan antarnegara. Tapi, untuk menjadi bagian dari mereka, tidak semudah itu, ada tahap seleksinya. Tahapan seleksi yang harus dilalui itu, sama seperti menjadi pemain sepak bola profesional di suatu klub.

Saran Penulis

Terlepas dari dampak positif dan negatif di atas, penulis mencoba memberikan tips yang tepat dalam bermain game. Tips ini diperlukan agar gamers, memahami waktu yang tepat untuk bermain game.

Tip Bermain Game

Utamakan dahulu kewajiban, tentukan waktu khusus untuk bermain game. Kemudian, ajak orang lain untuk bermain bersama, dan hindari bermain game dengan taruhan.

Harapan Penulis

Harapan penulis, melalui artikel ini, bisa membuka mata orang tua agar bisa melihat sisi baik dari video game. Kemudian, mulai merubah stigma negatif mereka ke positif.

Selain itu, dalam bermain game, harus tahu waktu dan sesuaikan porsinya. Kapan waktunya main game, dan kapan waktunya mengerjakan pekerjaan utama. Karena, sesuatu yang berlebihan tidak baik dan hanya menimbulkan efek negatif.

Tentunya, harapan penulis lebih luas. Agar masyarakat Indonesia, mulai memperhatikan kesehatannya dan peduli pada lingkungan sekitar. Hindari bermain game berlebihan. Karena hal ini yang membuat stigma negatif terhadap video game yang tak kunjung henti. (*/Berbagai Sumber)

*) Penulis: Teuku Nanda Faris, Mahasiswa S1 Digital Public Relations Universitas Telkom

BACA JUGA: Pertama Kali dalam Sejarah, Ferrari Luncurkan Koleksi Fashion