I’tikaf: Pengertian, Hukum, dan Keutamaan dalam Islam

I'tikaf Ibadah di Bulan Ramadan
Foto ilustrasi from Pexels

OPINION, ruber.id – I’tikaf, adalah salah satu ibadah dalam agama Islam yang dilakukan dengan cara berdiam diri di dalam masjid atau tempat yang telah ditetapkan untuk waktu tertentu. Dengan niat khusus untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari dunia luar.

I’tikaf, merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya.

Selain itu, memiliki nilai keutamaan yang tinggi dalam agama Islam.

Pengertian I’tikaf

I’tikaf berasal dari kata Arab “i’takafa” yang berarti berdiam diri atau menyendiri.

Secara agama, i’tikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid atau tempat yang telah ditetapkan untuk tujuan ibadah selama waktu tertentu. Dengan niat khusus untuk mencari keridhaan Allah SWT dan meningkatkan ibadah pribadi.

Selama berada dalam i’tikaf, seorang muslim dianjurkan untuk fokus melakukan ibadah, berdoa, membaca Alquran, berzikir, serta merenungkan diri dan memperbaiki akhlak.

Hukum I’tikaf

I’tikaf dalam agama Islam termasuk dalam kategori ibadah sunnah mu’akkadah.

Yang artinya, ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan, namun bukan wajib atau tidak diwajibkan.

Hukum i’tikaf berdasarkan pada hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, di antaranya sebagai berikut.

Baca juga:  [CERPEN] Kisah Tak Usai

Hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra., bahwa Nabi Muhammad SAW rutin melaksanakan i’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Kemudian, hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan i’tikaf pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keyakinan dan mencari pahala. Maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kemudian, hadis yang diriwayatkan oleh Umar ra., bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menuliskan pahala bagi setiap langkah yang diambil oleh seorang hamba. Ketika menuju masjid untuk melaksanakan i’tikaf.” (HR. Ahmad).

Dari hadis-hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa i’tikaf merupakan ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Terutama, pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Namun, bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan i’tikaf selama 10 hari, masih diperbolehkan untuk melakukannya dalam waktu yang lebih singkat atau sesuai kemampuan masing-masing.

Keutamaan I’tikaf

I’tikaf memiliki banyak keutamaan dan manfaat dalam agama Islam, antara lain:

Mendekatkan diri kepada Allah SWT: Dengan berdiam diri di dalam masjid dan berfokus pada ibadah, i’tikaf membantu seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca juga:  Menanti Generasi Idaman

Dalam suasana yang tenang dan hening di dalam masjid, seorang muslim dapat lebih khusyuk dalam ibadah, berdoa, dan merenungkan diri. Sehingga, dapat meningkatkan keclosan hati kepada Allah SWT.

Memperbaiki Akhlak dan Menenangkan Jiwa

I’tikaf, juga dapat membantu seseorang untuk memperbaiki akhlak dan mengendalikan hawa nafsu.

Dengan menjauhkan diri dari dunia luar dan fokus pada ibadah, seorang muslim dapat mengendalikan hawa nafsu, menghilangkan sifat-sifat buruk, dan memperbaiki akhlaknya.

I’tikaf juga dapat memberikan ketenangan jiwa dan mengurangi stres serta kegelisahan yang mungkin dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Meningkatkan Hubungan Sosial

Selama i’tikaf, seorang muslim berada di dalam masjid bersama dengan komunitas muslim lainnya.

Hal ini, dapat membantu meningkatkan hubungan sosial, memperkuat ikatan antar sesama muslim, serta memperdalam persaudaraan dalam Islam.

Selain itu, i’tikaf juga dapat memberikan kesempatan untuk belajar dari sesama muslim.

Kemudian, mendapatkan nasihat dari mereka yang lebih berpengalaman dalam ibadah.

Mendapatkan pahala yang besar: I’tikaf merupakan ibadah sunnah mu’akkadah yang memiliki pahala yang besar.

Dalam hadis yang telah disebutkan sebelumnya, Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa pahala dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni bagi mereka yang melaksanakan i’tikaf pada malam Lailatul Qadar.

Baca juga:  Penggunaan Terapi Plasma Konvalesen pada Pasien Covid-19

Selain itu, setiap langkah yang diambil menuju masjid untuk melaksanakan i’tikaf juga dihitung sebagai amalan yang pahalanya dicatat oleh Allah SWT.

Mengisi Bulan Ramadan dengan Lebih Baik

I’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan.

Dengan melaksanakan i’tikaf, seorang muslim dapat menjalani akhir bulan Ramadan dengan lebih baik.

Selain itu, meningkatkan ibadah, dan memperbanyak amalan di bulan yang penuh berkah ini.

Kesimpulan

I’tikaf, adalah ibadah sunnah mu’akkadah dalam agama Islam yang dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid. Atau, tempat yang ditetapkan untuk tujuan ibadah selama waktu tertentu.

Ibadah I’tikaf memiliki banyak keutamaan dan manfaat, antara lain mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki akhlak.

Selain itu, meningkatkan hubungan sosial, mendapatkan pahala yang besar, dan menyambut bulan Ramadan dengan lebih baik.

Meskipun tidak diwajibkan, i’tikaf sangat dianjurkan untuk dilakukan, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang i’tikaf dalam agama Islam. Wallahu a’lam.