Mengasah Cara Berpikir dan Bersikap Islami

Mengasah Cara Berpikir dan Bersikap Islami
Foto ilustrasi from Pexels

OPINION, ruber.id – Aqliyah Islamiah atau cara berpikir Islami, bisa semakin berkembang jika kita mau terus mempelajari materi-materi keislaman.

Kalau sekarang kita mempunyai kesempatan mempelajari Islam seminggu sekali, itu pun karena ada jadwal pelajaran agama di sekolah. Kita harus menambah frekuensinya, jika memang ingin punya kualitas aqliyah yang semakin baik.

Punya Jadwal Belajar

Kita, harus mulai mempunyai jadwal belajar Islam yang teratur.

Jangan hanya mengandalkan sekolah atau tempat kuliah, untuk memberikannya buat kita.

Kita sendiri yang sekarang harus mulai mencari dan memperkuat niat, untuk mempelajari Islam dan memahaminya.

Pemahaman yang akan membawa kita kepada sebuah keyakinan, dan keyakinan yang akan menggerakkan kita untuk mengamalkan.

Sungguh-sungguh dan Mendalam

Kalau saat ini kita merasa tidak yakin dengan Islam, walaupun kita beragama Islam. Itu bisa jadi karena kita tidak mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan mendalam.

Baca juga:  Kontestasi Pemilu 2019 dan Tasawuf Politik

Kita, tidak paham Islam yang sebenarnya seperti apa.

Sehingga, tidak membuat kita yakin terhadap Islam, dan akhirnya menjadi gamang untuk mengamalkan Islam dalam kehidupan.

Atau bahkan, tidak merasa harus menggunakan Islam untuk memecahkan suatu persoalan.

Bahaya, kalau itu yang terjadi dalam diri kita.

Kita sudah punya senjata, tapi tidak tahu harus berbuat apa dengan senjata itu ketika menghadapi problema.

Berpikir Secara Islami

Kita yang semakin ber-aqliyah Islamiah akan selalu mau untuk berpikir tentang sebuah fakta secara Islami.

Kita akan semakin kritis, dalam menghadapi sebuah fenomena.

Sebuah fakta yang kita pahami dengan Islam sebagai filternya akan jelas dan terang output-nya.

Benar atau salah, bukan setengah benar atau setengah salah.

Karena di dalam Islam, tidak ada yang setengah-setengah.

Baca juga:  Partisipasi Politik Perempuan dalam Islam

Mengasah Sikap Islami

Untuk punya nafsiyah Islamiah atau mampu untuk terus bersikap secara Islami, caranya tidak lain dan tidak bukan adalah dengan bertaqarrub ilallah. Atau, mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kita, mengerjakan amal yang bisa membuat kita semakin dekat dengan Allah.

Pastinya, kalau ingin dekat dengan Allah, amalnya harus sesuai dengan keinginan Allah.

Contonya, salat wajib maupun sunah, sedekah, membantu anak yatim, membaca Alquran.

Kemudian, mengeluarkan zakat, puasa, belajar Islam, atau bentuk ketaatan lainnya.

Menjauhi yang Dilarang

Jangan dekat-dekat dengan perbuatan yang dilarang Allah. Sekali dekat, inginnya berbuat.

Kita, akan semakin sulit untuk dekat dengan Allah.

Kalau tidak dekat, bagaimana kita bisa punya pola sikap yang mantap?

Bersikap Islami ini, akan semakin terasah seiring dengan semakin konsistennya kita menyelaraskan setiap perbuatan kita dengan Islam.

Baca juga:  Balada Ekspor Komoditas Pangan Buah dan Sayur

Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah beriman salah seorang diantara kalian. Hingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa (Islam) yang kubawa.” (HR an-Nawawi).

Bertaqarrub kepada Allah

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman:

“Dan tiada bertaqarrub (mendekat) kepada-Ku seorang hamba dengan sesuatu yang lebih Kusukai daripada menjalankan kewajibannya.”

“Dan tidak ada henti-hentinya seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan sunah-sunah nafilah, sehingga aku mencintainya.”

“Kalau Aku sudah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya dan Aku akan menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya.”

“Dan Aku akan menjadi tangannya yang dia pergunakan, dan Aku akan menjadi kakinya yang dia berjalan dengannya.” (HR Bukhari). Wallahu a’lam bishshawab.