Filosofi Tanaman Hanjuang Bagi Masyarakat Pangandaran

tanaman hanjuang
TANAMAN hanjuang terdapat di depan rumah warga Pangandaran. smf/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Masyarakat zaman dulu memiliki kepercayaan pohon hanjuang sebagai tanaman berkekuatan magis yang bisa menangkal berbagai penyakit dan tolak bala.

Tanaman hanjuang juga secara tradisional bisa menyembuhkan penyakit TBC paru, asma, diare dan sakit kepala.

Untuk membuat racikan secara tradisional dari tanaman pohon hanjuang, cukup dengan cara meminum daun hanjuang yang sudah dikeringkan lalu direbus.

Dari berbagai referensi yang didapat, pohon hanjuang sudah lama ada dan biasa dijadikan simbol oleh masyarakat zaman dahulu.

Salah seorang warga Pangandaran Solih, 26, mengatakan, pohon hanjuang dimata masyarakat Sunda khususnya di perkampungan Kabupaten Pangandaran memiliki fungsi sebagai alternatif pengobatan penyakit.

“Selain memiliki khasiat, pohon hanjuang biasanya dijadikan tanaman hias yang dinilai istimewa. Karena tercatat dalam sejarah sebagai simbol kekuatan dari bencana di masyarakat perkampungan,” kata Solih.

Baca juga:  Diduga Korsleting, Rumah di Pangandaran Ludes Terbakar

Pada umumnya, pohon hanjuang dijadikan oleh masyarakat sebagai tanda batas sawah dan kebun hingga pagar rumah.

“Jika ada tanaman pohon hanjunag yang berjejer rapi itu salah satu tanda pemisah kepemilikan lahan,” ujarnya.

Naskah kuno Sunda Sang Hyang Sasana abad ke 16 menerangkan, bencana yang sering terjadi di antaranya, kebakaran, puso atau gagal panen, munculnya berbagai penyakit, kekeringan, tanaman tidak berbuah dan hewan ternak mengalami kematian.

“Untuk menagkal bencana tersebut biasanya masyarakat di perkampungan Pangandaran menanam pohon hanjuang. Karena dinilai memiliki kekuatan magis sebagai penangkal bencana,” terangnya.

Pada sejarah lain juga pohon hanjuang dijadikan sebagai ciri atau alamat kemenangan dalam peperangan. Itu terjadi pada tahun 1578-1610 di Kerajaan Sumedanglarang yang saat ini menjadi Kota Sumedang.

Baca juga:  BBWS Citanduy Segera Normalisasi 2 Sungai di Pangandaran, Tahun Ini Teranggarkan Rp19 Miliar

“Selain itu dalam wangsit Siliwangi juga tertera, kalimat ‘ditihangan ku hanjuang’. Dalam kalimat tersebut menunjukan pada tiang sebuah bangunan yang berfungsi sebagai penyangga bagian atas bangunan agar kuat dan tidak roboh,” tambahnya. (R001/smf)