Menyulap Media Sosial Menjadi Sarana Pembelajaran yang Digandrungi Generasi Milenial

Media Sosial Instagram sebagai Ruang Kelas Belajar
Maryani, guru MTSN 13 Jakarta. */ruber.id

CITIZEN JOURNALISM, ruber.id – Sejak pertengahan bulan Maret 2021 hingga saat ini, pendidikan di Indonesia mengalami transformasi.

Transformasi tersebut ialah sistem belajar di sekolah akibat merebaknya pandemi Covid-19.

Pembelajaran secara tatap muka yang biasanya terlaksana di sekolah-sekolah, terpaksa harus berhenti.

Pembelajaran tatap muka di sekolah ini berganti dengan pembelajaran dalam jaringan atau Daring.

Dalam kondisi demikian, siswa dan guru harus tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan kondisi dan ruang yang terpisah.

Nyatanya, pandemi telah menyadarkan guru, siswa, dan orang tua tentang pentingnya kehadiran teknologi dalam pendidikan.

Meskipun pembelajaran di sekolah dalam kondisi Daring, namun mutu dan standar pendidikan tidak boleh turun.

Guru dan siswa tetap berupaya untuk melakukan pembelajaran dengan baik.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, guru harus mampu mendesain pembelajaran dengan baik.

Guru harus mampu mengunakan berbagai aplikasi dan media yang bisa menunjang terlaksananya pembelajaran jarak jauh.

Pada kenyataannya, tidak semua guru mampu menguasai teknologi dengan baik.

Jumeri, dalam kegiatan peluncuran Bimtek Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Tahun 2021 mengatakan, kira-kira 60% guru yang penguasaan TIK masih terbatas.

Ini nyata sekali di pandemi Covid-19, di mana, banyak keluhan tentang kesenjangan kemampuan di antara guru, siswa, dan orang tua yang beragam.

Baca juga:  Luar Biasa! Indonesia Peringkat 4 Negara "Instagrammable", Lampaui Inggris dan Jepang

Melihat kenyataan ini, perlu ada kerja sama dari berbagai pihak.

Guru, siswa, dan orang tua harus benar-benar sadar dan mau untuk belajar.

Mengapa Orang Tua juga Harus Belajar?

Dalam pembelajaran secara daring, guru tidak sepenuhnya mampu mengontrol belajar siswa.

Dalam hal ini, orang tua wajib terlibat dengan memberi pendampingan pada siswa yang belajar di rumah.

Orang tua harus membantu anak yang kesulitan dalam menggunakan teknologi pembelajaran.

Melihat segala problematika penggunaan teknologi dalam pembelajaran, tidak perlu ada yang saling menyalahkan.

Perlunya suatu langkah nyata meskipun hal itu mulai dari langkah kecil.

Media Sosial Instagram sebagai Media Ruang Kelas Belajar

Langkah nyata tersebut dengan memaksimalkan media sosial yang telah ada menjadi ruang kelas untuk belajar.

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 63 juta orang.

Dari pengguna internet tersebut, 95% terpakai untuk mengakses media sosial.

Dari data tersebut, baik guru, siswa, dan orang tua termasuk sebagai pengguna media sosial.

Maka, kehadiran media sosial bisa bermanfaat sebagai media Daring yang bisa guru, siswa, dan orang tua gunakan.

Baca juga:  Memahami Keberagaman dan Toleransi dalam Pandangan Islam

Salah satu media sosial yang bisa untuk media pembelajaran yaitu Instagram.

Fitur-fitur yang Instagram tawarkan begitu menarik dan lengkap.

Bisa mengirim foto dan video. Bahkan, fitur yang menarik untuk media pembelajaran ialah Feed atau Instastory.

Cara membagikan tugas kepada siswa melalui Instagram dengan tampilan menggunakan foto-foto akan membuat siswa tertarik untuk mengakses dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dengan menyenangkan.

Hal ini, sesuai dengan pendapat Tafano (2018), media pembelajaran ialah semua yang dapat tersampaikan oleh pengirim kepada penerima.

Sengan tujuan, dapat menarik minat, gagasan, sekaligus rangsangan kepada peserta didik untuk belajar.

Penggunaan media sosial Instagram sebagai media pembelajaran memungkinkan siswa untuk bisa berinteraksi secara langsung kepada guru.

Guru bisa menyampaikan materi pembelajaran dan berdiskusi langsung dengan siswa melalui fitur Instragram live.

Hasil ringkasan live pembelajaran melalui instragram tersebut, masih bisa terakses oleh siswa pada fitur IG TV.

Meskipun sesi pembelajaran sudah selesai, siswa masih bisa mengakses dan menonton lagi pembelajaran yang telah guru sampaikan.

Pun demikian dengan orang tua, bisa memberi pendampingan belajar kepada siswa di rumah dengan mengakses materi pembelajaran yang telah guru sampaikan di akun Istagram-nya.

Baca juga:  Hukum Merayakan Tahun Baru

Kehadiran media sosial Instagram, bila kita manfaatkan dengan baik, tidak akan ada kesenjangan lagi.

Hanya perlu kreativitas guru untuk mengolah media sosial menjadi media pembelajaran.

Instagram, sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan yaitu akses secara gratis. Hanya perlu kuota internet saja.

Apabila kita lihat tampilannya, juga menawarkan fitur-fitur yang menarik.

Hal ini memudahkan siswa dan guru untuk berinteraksi.

Yang tidak kalah penting ialah Instagram mudah kita operasikan.

Secanggih apapun teknologi dalam pembelajaran pastinya masih memerlukan peranan guru dan pendampingan orang tua.

Supaya siswa yang menggunakan media sosial bisa terkontrol dengan baik.

Guru sebagai motor penggerak pembelajaran memiliki tuntutan untuk aktif dan inovatif dalam menyediakan pembelajaran di masa pandemi.

Orang tua juga harus mampu mendampingi siswa dalam penggunaan media sosial sebagai pembelajaran.

Supaya Instagram yang tujuannya menjadi media pembelajaran tidak termanfaatkan untuk hal-hal yang bukan untuk tujuan belajar. (*)

Penulis: Maryani
Guru MTSN 13 Jakarta
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Jakarta.