KPID Jabar Dapatkan Apresiasi dari Komisi I

KPID Jabar Dapatkan Apresiasi dari Komisi I

BERITA JABAR, ruber.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat. Mengapresiasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Barat (Jabar). Yang menggelar Sekolah P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran).

Kegiatan ini diikuti oleh para unsur akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Jawa Barat.

Sekolah P3SPS tersebut merupakan upaya partisipasi publik dalam melakukan pengawasan untuk menyuguhkan penyiaran yang bermutu.

Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat Bedi Budiman mengatakan, sebagai ruang publik KPID harus memiliki langkah kongkret. Untuk menciptakan penyiaran yang bermutu dan bersih di Jawa Barat.

Bedi mengungkapkan, dengan hadirnya P3SPS dapat semakin memperpanjang barisan mata rantai pengawasan publik. Terhadap produk penyiaran.

Baca juga:  Bocah asal Purwakarta Jatuh ke Galian Pasir

“Bagaimana untuk menentukan penilaian terhadap produk penyiaran,” ujar Bedi. Usai membuka acara Sekolah P3SPS di KPID Jabar. Di Jalan Malabar, Kota Bandung, Selasa (4/5/2021).

Selain itu, Bedi berharap, dalam waktu yang cepat akan terwujud masyarakat yang dewasa. Dalam mencerna informasi publik. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang digiring untuk percaya dengan hal yang berbau klenik dan mistis.

“Justru dengan adanya penayangan (mistis dan klenik) seperti itu bisa membangun opini negatif. Dan bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat,” kata Bedi.

Lebih lanjut, Bedi menilai, diperlukan kajian-kajian. Terhadap perkembangan terbaru mengenai regulasi, yang berasal dari pemerintah pusat. Seperti beralihnya TV analog ke TV digital, UU Omnibus Law. Tentang penyiaran karena akan berdampak pada Peraturan Daerah (Perda).

Baca juga:  Bocah Lucu asal Cianjur Jatuh ke Sungai Cibala

“Jangan sampai ketika masyarakat harus masuk ke era TV Digital. Sementara tidak ada kesiapan dari sisi perangkat. Hal ini tentunya akan menyulitkan.”

“Karena ke depannya, TV Digital akan semakin banyak dan ini merupakan tantangan besar. Bahkan, diprediksi bisa mencapai tiga sampai 10 kali lipatnya dari TV analog yang ada sekarang,” imbuhnya.