Berdasarkan e-PPGBM, Kasus Stunting di Pangandaran Menurun

kasus stunting
DOKUMEN kegiatan Posyandu di Kabupaten Pangandaran sebelum pandemi Covid-19. Kasus stunting menurun. doc pribadi/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Kasus stunting atau gagal tumbuh anak di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan Pangandaran Yani Ahmad Marzuki mengatakan, pada tahun 2020 kasus stunting tercatat 1.396 balita dari jumlah total sebanyak 5.091 anak.

Sedangkan di tahun 2021, tercatat 1.026 balita dari jumlah keseluruhan sebanyak 1.396 anak. Angka tersebut dinilai kecil jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Angka tersebut berdasarkan data pada Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM),” kata Yani, Kamis (10/6/2021).

Sementara, Plt Kabid Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Pangandaran Lina Yulianti menambahkan, gagal tumbuh pada anak tersebut masih dalam kategori rendah.

Baca juga:  Kadinkes Pangandaran Sebut Ketersediaan Alkes di RSUD Pandega Baru Capai 80%

“Standar Provinsi Jawa Barat di angka stunting berdasarkan data SSGBI di bawah 26.2%. Di tahun 2021 Pemprov menargetkan kasus stunting menurun pada angka 26%,” tambahnya.

Lina menyebutkan, jika dibandingkan antara target Pemprov dengan kondisi di Pangandaran saat ini yang mengalami kasus hanya 5.56%. tergolong relatif aman.

Sebagai intervensi terhadap kasus stunting, kata Lina, Dinas Kesehatan menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui Posyandu.

“Bantuan PMT ada yang bersumber dari Kementerian Kesehatan, ada juga PMT lokal yang disalurkan melalui BOK dalam kegiatan Posyandu,” sebutnya.

Lina mengungkapkan, ancaman kasus stunting bisa mengalami kenaikan akibat kondisi pandemi Covid-19. Karena daya beli masyarakat mengalami penurunan.

Baca juga:  30 ODGJ di Pangandaran Dikirim ke RSJ Marzuki Mahdi

“Gagalnya pertumbuhan anak bisa dipengaruhi banyak variabel. Yakni kondisi stabilitas negara, ekonomi, sosial, politik, daya beli masyarakat dan ketahanan pangan,” ungakpnya.

Lina menyampaikan, pola asuh anak dari orang tua menjadi hal terpenting. Supaya pertumbuhan perkembangan anak baik, maka harus selalu terpenuhi suplai gizi yang baik. (R001/smf)