GARUT, ruber – Paguyuban Warga Masyarakat Bantaran Rel (PWMBR) Garut merasa nasib mereka diabaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Padahal PWMBR Garut sudah menyampaikan aspirasi mereka secara resmi melalui surat yang ‘dititipkan’ kepada Bupati Garut. Tapi hingga sekarang, surat tersebut belum direspons oleh gubernur yang karib disapa Emil tersebut.
Terhitung sejak 28 Desember 2018 lalu PWMBR Garut telah melayangkan surat tersebut, namun sampai saat ini Emil rupanya belum bersedia memberi ruang untuk audensi bersama paguyuban WMBR.
Permintaan paguyuban untuk audensi itu adalah terkait dampak dari reaktivasi kereta api jalur Cibatu-Cikajang yang saat ini dilakukan dan dikebut PT KAI Daop 2 Bandung.
Sekretaris PWMBR Garut, Alimuddin, beberapa waktu lalu sudah bertemu dengan Bupati Garut Rudy Gunawan untuk menanyakan perkembangan soal permohonan mereka untuk audiensi dengan Emil.
“Ada dua tuntutan kami PWMBR, yaitu meminta agar jalur rel kereta api dipindahkan dari daerah padat penduduk. Atau, yang kedua minta warga yang terdampak reaktivasi direlokasi,” katanya, Kamis (7/2/2019).
Dua solusi itulah yang menurut Alimudin bisa menjadi ‘obat’ bagi warga yang terdampak reaktivasi.
Eksekusi dari keputusan atau opsi yang diajukan tersebut, kata Alimuddin, menunggu jawaban dan sikap Ridwan Kamil. Merasa diabaikan, sebab program reaktivasi ini, juga merupakan program Gubernur Jawa Barat.
Di sisi lain, dari pantauan ruber di lapangan, PT KAI tetap fokus melaksanakan program reaktivasi kereta api. Banyak warga Bantaran Rel yang sudah mendapatkan kompensasi dan rumahnya pun sudah dibongkar. fey