BANJAR  

Legislator Kota Banjar Bahas Ambruknya Proyek di Situ Leutik

KOMISI III DPRD Kota Banjar hearing dengan DLH, konsultan perencana, konsultan pengawas dan pelaksana pekerjaan, Jumat (22/11/2019). agus/ ruber.id

KOTA BANJAR, ruber.id — Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjar, Jawa Barat membahas terkait ambruknya bangunan proyek peningkatan pembangunan fasilitas wisata terpadu Situ Leutik.

Dalam pembahasan ini, DPRD Kota Banjar mengundang Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar untuk mengungkap penyebab ambruknya proyek pembangunan tersebut hingga menelan korban jiwa.

BACA JUGA: Legislator Kota Banjar Sidak FWT Situ Leutik, Ini Hasilnya!

Pada pembahasan yang dikemas dalam hearing ini, selain dengan DLH Kota Banjar, rapat ini juga menghadirkan pelaksana, konsultan pengawas dan konsultan perencanaan.

Baca juga:  Enam Pejabat Eselon II Segera Pensiun, Wakil Walikota: Jika Rotasi Mutasi, Saya Minta Dilibatkan

Rapat bertempat di kantor Sekretariat DPRD Kota Banjar di Jalan Tentara Pelajar, Jumat (22/11/2019).

Anggota Komisi III DPRD Kota Banjar dari Fraksi Partai Golkar Sudarsono mengatakan, ada beberapa poin yang menjadi penyebab ambruknya bangunan tersebut.

Yaitu umur beton untuk sloof, kolom dan balok itu baru tiga hari, sehingga belum mampu menopang beban struktur.

“Minimalnya itu tujuh hari, pekerjaan baru bisa dilanjutkan setelah pengecoran,” kata Sudarsono kepada ruber.id, Jumat.

Peyebab lainnya, kata Sudarsono, dimensi balok yang seharusnya 15×15, pada saat pelaksanaan ukuran tidak sesuai dengan yang disarankan konsultan.

Selain itu, stek pada sambungan tidak ditekuk, sehingga tidak ada pengait untuk menopang tarikan akibat beban geser.

Baca juga:  Sambut Tahun Baru Islam 1441 Hijriah, Ribuan Warga Banjar Ikuti Pawai Ta'aruf

Ada kemungkinan terjadi perubahan dimensi tulangan sloof dan balok, yang seharusnya besi 12 diganti besi 10.

Kemudian, kata Sudarsono, mutu beton juga dinilai berada di bawah standar.

“Pelaksanaan dengan perencanaan tidak sesuai sehingga ambruk,” kata Sudarsono.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar Yoyo Suharyo mengatakan, meski adanya kejadian ini, ia berharap pekerjaan selesai sesuai waktu yang ditentukan.

Yoyo menyebutkan, lokasi bangunan yang ambruk sampai saat ini masih di police line.

“Segera selesaikan pekerjaan sesuai dengan batas waktu kontrak yang sudah ditentukan,” harap Yoyo.

Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp apa penyebab sehingga bangunan ambruk? konsultan perencana Budi Nurcahyadi tidak memberikan jawaban. agus purwadi

Baca juga:  Kasus Korupsi Desa Balokang, Polres Banjar Belum Tetapkan Tersangka

Baca berita lainnya: Bangunan Proyek Situ Leutik Banjar Ambruk Timpa 5 Pekerja, 1 Orang Meninggal