Islam Menjamin Kesejahteraan Ibu dan Anak

Islam Menjamin Kesejahteraan Ibu dan Anak
Foto ilustrasi Ibu dan Anak from Pexels

OPINION, ruber.id – Islam Menjamin Kesejahteraan Ibu dan Anak. Sangat memprihatinkan, jumlah kasus Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat. Dari seribu ibu yang melahirkan, 147 di antaranya meninggal dunia.

Penyebab terbanyak, yaitu karena lambat didiagnosa, lambat dirujuk atau ditindak dan pendarahan pada saat melahirkan.

Salah satu upaya untuk menekan AKI, adalah melalui Program Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi mengatakan, AKI di Jabar masih jauh di atas rata-rata nasional.

“Ada sekitar 80%-84% targetnya dari 1000 kelahiran hidup. Tapi di Jawa Barat masih 140-an,” ujarnya, pada Kemitraan keberlanjutan untuk Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KBPP. Dalam akselerasi penurunan AKI-AKB dan stunting di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu, 7 Desember 2022 lalu.

Akar Masalah

Jika kita amati, tingginya angka kematian ibu menunjukkan bahwa kesejahteraan ibu dan anak belum terwujud.

Masalah kesejahteraan ibu dan anak (KIA) memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang sangat besar di negeri ini.

Baca juga:  Balada Ekspor Komoditas Pangan Buah dan Sayur

Tidak hanya soal jaminan finansial untuk memenuhi kebutuhan dasar. Seperti sandang, pangan, dan papan, tetapi juga jaminan kesehatan, pendidikan, keamanan, dan hak-hak sosial lainnya.

Seperti apa gambarannya, tentu tidak bisa dilepaskan dari kondisi kesejahteraan rakyat pada umumnya.

Bahkan, kelompok ibu dan anak selalu dipandang lebih rentan dibandingkan kelompok sosial lainnya. Mengingat, akses mereka terhadap faktor-faktor ekonomi dan sosial dipandang lebih lemah.

Sumber daya alam yang luar biasa di negeri ini, ternyata tidak menjanjikan kesejahteraan rakyat.

Yang terjadi justru utang terus bertambah, angka korupsi terus saja melaju, dan kemiskinan tidak banyak berkurang.

Ini menunjukkan bahwa, sistem ekonomi yang diterapkan tidak menjanjikan kesejahteraan.

Kita tidak bisa berharap terwujud kesejahteraan ibu dan anak, bila sistem ekonomi yang diterapkan tetaplah sama, yaitu sistem ekonomi kapitalisme.

Sistem ekonomi kapitalisme meniscayakan adanya hukum rimba. Siapa yang kuat, ia yang menang dan bertahan, bahkan mendominasi.

Solusi Islam

Mewujudkan kesejahteraan ibu dan anak meniscayakan adanya perubahan mendasar pada tata kelola kehidupan termasuk sistem ekonominya.

Baca juga:  Kenapa Bangga Berbuat Jahat dan Dosa?

Tentu, hanya Islam yang mampu mewujudkan kesejahteraan ibu dan anak. Bahkan, tanpa mewajibkan perempuan bekerja.

Islam memandang bahwa negara berkewajiban untuk menjaga peran strategis perempuan sebagai ibu, pengatur rumah tangga dan juga ibu generasi.

Islam membolehkan perempuan bekerja, namun Islam tidak akan menjadikan perempuan sebagai penanggung nafkah dan penyangga pilar ekonomi negara.

Jaminan Islam

Islam menjamin, atas kesejahteraan dan perlindungan untuk ibu dan anak hanya akan terwujud dalam sistem Islam yang menerapkan Islam secara kafah.

Sumber daya alam sebagai milik umat wajib dikelola oleh negara untuk menyejahterakan rakyat.

Dalam Islam, rakyat akan hidup sejahtera begitu nyata adanya.

Karena, Islam akan memastikan setiap rakyat, individu per individu. Termasuk perempuan dan anak, terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga kebutuhannya akan layanan pendidikan dan kesehatan yang optimal.

Kebijakan Khalifah Umar

Betapa Islam sangat peduli terhadap kesejahteraan anak.

Hal itu, terlihat bagaimana Khalifah Umar telah memberikan contoh yang nyata.

Baca juga:  [CERPEN] Yang Datang Lalu Pergi

Ketika itu, Khalifah Umar mengubah kebijakannya dengan memberikan santunan kepada semua bayi yang baru lahir.

Kebijakannya ini, merupakan koreksi atas kebijakan sebelumnya yang menetapkan santunan hanya bagi bayi yang sudah disapih saja.

Karena, menyebabkan para ibu mempercepat usia penyapihan demi mendapatkan tunjangan dari Khalifah untuk meringankan beban hidup mereka.

Perubahan kebijakan, dilakukan Khalifah Umar untuk menjaga dan melindungi anak-anak dan menyenangkan hati para ibu yang sedang menyusui.

Sungguh, ini adalah teladan mulia seorang khalifah terhadap rakyatnya, yang mengurus rakyat dengan penuh tanggung jawab dan amanah.

Jaminan nyata ini mustahil diwujudkan oleh sistem kapitalisme hari ini.

Kalaupun bisa mewujudkan, pastilah tanpa keberkahan.

Padahal, keberkahan adalah hal utama yang harus ada pada kehidupan kaum muslimin.

Keberkahan hanya akan terwujud ketika kita menerapkan aturan Allah secara kafah.

Dengan begitu, nyatalah jika hanya Islam yang menjamin kesejahteraan ibu dan anak. Wallahu a’lam bishshawab.