Cerita Pasutri asal Cilacap, Kesulitan Ekonomi Memaksa Mereka Jadi Pengemis di Pangandaran

Pasutri Pengemis
PASUTRI Sugiharjo dan Darsih, jadi pengemis di Pangandaran karena himpitan ekonomi, Sabtu (30/1/2021). smf/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Pasang suami istri Sugiharjo, 71; dan Darsih, 58, terpaksa menjadi pengemis di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pasutri pengemis ini berasal dari Dusun Kendungbakung, Desa/Kecamatan Kedungerja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Bagi Sugiharjo dan Darsih, menjadi pasutri pengemis merupakan pilihan terakhir karena tidak memiliki keahlian lain.

Sugiharjo yang sudah lanjut usia dengan kondisi mengalami gangguan penglihatan pada matanya di tahun 1995, menambah keterpurukan ekonomi keluarga mereka.

“Jadi pengemis bukan tujuan kami, tetapi keadaan yang memaksa kami menjadi peminta-minta,” kata Sugiharjo.

Sebelum menjadi pengemis dan kondisi penglihatan Sugiharjo masih normal, ia berprofesi sebagai tukang senso atau buruh penebang pohon.

Baca juga:  Instruksi Pusat, Bantuan PKH Tahap 4 Untuk KPM di Pangandaran Dipastikan Berkurang

“Suatu hari di tahun 1995 tepatnya malam Jumat Kliwon, perut saya mengalai mual hingga muntah,” tambahnya.

Seketika setelah itu, penglihatan Sugiharjo menjadi gelap hingga sekarang.

“Kondisi ekonomi kami masyarakat miskin, jangankan untuk biaya berobat, untuk makan sehari-hari saja terasa sulit,” ucapnya.

Hasil dari pasutri pengemis ini minta-minta, dalam satu hari rata-rata mencapai Rp50.000 dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan mereka berdua.

“Kami berdua kadang dalam satu hari hanya makan satu kali, jarang dalam sehari, kami makan tiga kali,” jelasnya.

Jika Sugiharjo dan Darsih sedang mengemis, ada orang yang baik hati memberi makan, tidak dihabiskan semua dan sisanya dibungkus untuk mereka makan berikutnya setelah terasa lapar.

Baca juga:  Jaga Ketahanan Pangan, Polres dan Kodim Ciamis Menanam Jagung Manis di Pangandaran

Saat Sugiharjo dan Darsih mengemis ke Kedai Inovative, sebuah kedai di Parigi tempat para jurnalis menulis naskah berita, kami pun mengajak pasangan suami istri itu makan.

Terlihat pasutri pengemis ini lahap menyantap makanan karena sejak bangun hingga pukul 11.30 WIB, belum ada yang mereka makan.

“Terima kasih banyak sudah mau memberi saya makan, dari mulai bangun sampai sekarang kami belum makan dan hanya minum air putih saja sebagai pelepas dahaga,” singkat Sugiharjo. (R001/SMF)

BACA JUGA: Sumarno, Pemulung asal Cilacap Ditemukan Tewas di Pangandaran