BOR Meningkat, Ridwan Kamil Minta Semua Rumah Sakit di Jabar Siaga 1

Ridwan Kamil soal Omicron, BOR Rumah Sakit Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dok. Humas Pemprov Jabar/ruber.id

BERITA BANDUNG, ruber.id – tingkat keterisian kamar atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Jawa Barat oleh pasien Covid-19 mengalami peningkatan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta semua rumah sakit yang ada di Jabar untuk siaga 1.

“Saya sudah perintahkan semua rumah sakit siaga 1, karena BOR meningkat,” ujar Kang Emil.

Kang Emil menuturkan, status siaga 1 ini harus rumah sakit tindaklanjuti dengan penambahan kasur atau ruang pasien.

Kemudian, ketersediaan tabung oksigen, hingga obat-obatan.

“Bed ditingkatkan, oksigen disiapkan plus treatment-nya,” kata Kang Emil.

Kang Emil menjelaskan, penerapan status siaga 1 rumah sakit ini, khususnya di wilayah aglomerasi Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek).

Baca juga:  Miliki Kawasan Pantai, DPMD Indramayu Minta Potensi Desa Wisata Patrol Lor Dimaksimalkan

Kemudian, rumah sakit di wilayah Bandung Raya.

Di mana, di dua wilayah ini terjadi lonjakan kasus cukup signifikan, yang kemungkinan oleh varian Omicron.

“Jadi kita mendorong aglomerasi ini, rumah sakitnya agar bersiap-siap. Itu berulang-ulang dari dulu Covid-19 ngumpulnya di situ,” ucapnya.

Covid-19 varian Omicron ini, memiliki daya tular yang cukup cepat.

Di Indonesia, varian ini tingkat fatalitasnya lebih rendah dari varian Delta.

Terlebih, menyerang kepada orang yang sudah menjalani vaksin lengkap.

Rata-rata, pasien yang terserang Omicron sembuh dalam waktu 3-4 hari.

“Omicron itu, seperti kata Pak Menkes, cepat menular tapi juga cepat sembuh, 3 sampai 4 hari biasanya sembuh,” katanya.

Oleh karena itu, kata Kang Emil, bagi warga yang terkonfirmasi varian Omicron, namun bergejala kecil. Agar melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Baca juga:  Korupsi BPR KR Indramayu, Kejati Jabar Periksa Puluhan Saksi

Selain itu, dengan pengawasan, dan obat-obatan yang memadai.

Sebab, kata Kang Emil, perawatan di rumah sakit hanya bagi pasien yang berejala berat.

Seperti demam, flu, batuk, saturasi rendah dan punya komorbid.

Perawatan di luar rumah sakit ini, akan berdampak baik pada BOR.

“Jadi, kalau gejalanya kecil terus ingin di rumah sakit, nanti BOR-nya naik. Rumah sakit itu, untuk yang gejala berat, komorbid dan saturasi rendah.”

“Di luar itu, di rumah saja, dengan vitamin, obat dan pengawasan,” sebutnya.

Tetap Disiplin Prokes

Kang Emil juga meminta warga untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, dalam segala aktivitas.

Sebab, pandemi hingga saat ini belum ada kepastian kapan akan berakhir.

Baca juga:  Dibuka Bupati Cianjur, Latsarda Basarnas Bandung Diharap Tingkatkan Kompetensi SDM

“Tidak boleh abai dengan prokes, supaya kita tidak kalah oleh pandemi yang datang silih berganti, dan belum selesai,” ucapnya.

Kang Emil mengingatkan, meski di Indonesia belum terjadi fatalitas dari varian Omicron.

Tapi, di sejumlah negara seperti Australia tingkat kematian akibat varian baru Covid-19 ini, cukup mengkhawatirkan.

“Kewaspadaan tetap perlu, dan tak boleh menganggap enteng. Terutama, bagi lansia dan kelompok rentan atau punya komorbid,” ujar Kang Emil.

Penulis/Editor: R003