BANYUMAS, ruber.id – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berencana menjadikan Lokawisata Bukit Watu Kumpul, Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen sebagai tempat latihan paralayang.
Rencana ini disambut antusias oleh masyarakat Desa Wisata Petahunan, khususnya Pokdarwis Karya Sejahtera Petahunan.
Sekretaris Desa Petahunan Sukmono memimpin warganya melakukan aksi nyata yaitu meratakan tanah landasan take off paralayang.
Sebelumnya, lokasi ini digunakan para atlet olahraga kedirgantaraan Banyumas ini untuk uji terbang selama dua hari, yaitu pada 29-30 Juli 2020.
Ketua Pokdarwis Karya Sejahtera Desa Petahunan, Rudianto, 42, menyatakan warga akan mendukung penuh niatan KONI Banyumas tersebut.
Rudianto yang juga pengelola Lokawisata Bukit Watu Kumpul ini juga menyatakan, program TMMD Reguler 108 Kodim 0701/Banyumas, dan Tim Jurnalistik TMMD Reguler telah membantu memublikasikan secara besar-besaran seluruh potensi wisata di Petahunan.
“Selama ada TMMD Reguler, kegiatan nonfisik TMMD berupa penyuluhan, sosialisasi, dan keterampilan, yang dialihkan dari Balai Desa Patahunan ke Watu Kumpul, membuat Watu Kumpul mulai hidup kembali, karena sempat ditutup karena mewabahnya COVID-19,” katanya.
Dengan adanya uji terbang paralayang ini, kata dia, pengunjung Bukit Watu Kumpul naik 40%, dari sebelumnya.
“Mewakili seluruh penjual jasa dan pedagang di Desa Petahunan, saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah, TNI, KONI, dan seluruh pihak yang berusaha membantu memulihkan krisis ekonomi, khususnya masyarakat Petahunan di tengah wabah corona,” sebutnya.
Sekadar diketahui, selain membangun jalan beton 1.8 kilometer dan lebar 3.75 meter, adanya publikasi TMMD Reguler telah berjasa mengangkat objek wisata lainnya.
Yakni Curug Rinjing, Curug Pengantin, Tuk Pengasinan (mata air asin), petilasan pertapaan Ki Ajar Wirangrong (Brahmana sakti zaman kerajaan Padjadjaran).
Dan juga Makam Eyang Gusti Aji (Ulama penyebar agama Islam di Banyumas).
Ketua KONI Banyumas, Bambang Setiawan mengatakan, Bukit Watu Kumpul sangat layak menjadi lokasi kejuaraan paralayang berskala nasional, dan bahkan internasional.
Sebab, kata Bambang, Bukit Watu Kumpul memenuhi beberapa persyaratan.
Yaitu, kondisi angin yang bagus sepanjang tahun, ada angin lembah dan angin gunung untuk mengangkat parasut.
Kemudian turbulensi angin yang mendukung, adanya tempat landing di lapangan Desa Cibangkong, dan jauh dari area penerbangan umum dan militer.
Sementara, Ketua Tim Publikasi TMMD Reguler 108 Banyumas Letda Armed Sukirno mengatakan, adanya publikasi TMMD Reguler secara besar-besaran termasuk publikasi sejumlah potensi wisata di Desa Wisata Petahunan, telah menarik minat wisatawan luar daerah untuk berkunjung.
“Diharapkan ini dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan ekonomi wisata masyarakat setempat, dan Banyumas pada umumnya,” ujarnya. (R025/Banyumas)
Baca Juga: Kembangkan Desa Wisata Cikakak, Bupati Banyumas Serahkan Gamelan Pelog dan Slendro