Tempat Isolasi Mandiri Terpusat di Desa Belum Optimal, Bupati Sumedang Khawatir Muncul Transmisi Penyakit

Tempat Isolasi Mandiri Terpusat di Desa di Sumedang
Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir. ist/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menyoroti masih belum optimalnya keberadaan tempat isolasi mandiri terpusat di tiap desa se-Kabupaten Sumedang.

“Dari laporan Forkopimda yang turun langsung ke tiap kecamatan dan desa, hampir semua desa memiliki tempat isolasi mandiri terpusat. Tapi sejauh ini tidak optimal,” ucap Dony, yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Sumedang.

Dony menjelaskan, tempat isolasi mandiri terpusat yang ada di tiap desa saat ini, berbeda-beda dan masih banyak terdapat kekurangan. Di mana, ada yang masih berupa ruangan saja, belum dilengkapi tempat tidur. Ada juga kamar mandi yang belum terpisah. Bahkan, ada yang masih belum menyiapkan sama ruangan sama sekali.

Baca juga:  Kronologi Pekerja Tewas saat Bersihkan Sumur di Sumedang

Sehingga, kata Dony, wajar saja jika hingga saat ini tempat isolasi mandiri di tiap desa di Sumedang ini belum diisi oleh warga yang tengah melakukan isolasi mandiri.

“Warga lebih memilih isolasi mandiri di rumah masing-masing. Ini disebabkan belum optimalnya tempat isolasi mandiri terpusat di tiap desa. Untuk itu, saya meminta, ke depan, desa melakukan perbaikan. Dengan membuat tempat isolasi ini menjadi refresentatif. Sehingga warga bersedia menempatinya,” jelasnya.

Dony menginstruksikan agar Satgas di tiap desa juga berperan aktif. Dengan mengarahkan warga yang terkonfirmasi Covid-19 untuk isolasi mandiri di tempat yang telah disiapkan tersebut.

“Diharapkan, Satgas di tiap desa berperan aktif. Bila ada warga yang terpapar agar diarahkan melakukan isolasi mandiri di tempat yang telah disiapkan itu,” pintanya.

Baca juga:  Ratusan Joki Merpati Meriahkan Turnamen Liga Tasik Timur

Dikhawatirkan Muncul Transmisi Penyakit dan Klaset Baru Covid-19

Dony menyebutkan, jika warga melakukan isolasi mandiri di rumahnya, dikhawatirkan dapat menimbulkan transmisi penyakit. Sebab, warga jadi tidak disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dan perkembangannya tidak dapat terpantau secara langsung.

“Di tiap desa ada petugas yang standby untuk menangani. Jadi akan terpantau perkembangannya. Begitu pula dalam penerapan protokol kesehatannya akan terawasi secara langsung,” ungkapnya.

Dony juga tidak mengharapkan, muncul klaster baru dari keluarga yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Saya minta perangkat desa, bidan desa dapat terus mengawasi perkembangan warga yang sedang melakukan isolasi mandiri ini. Selain kedisiplinannya, gar diperhatikan pula kebutuhannya,” ucapnya. (R003)