Melihat Prosesi Jamasan, Ngumbah Pusaka Koleksi Museum Tosan Aji Purworejo

Img
PUSAKA koleksi Museum Tosan Aji diserahkan oleh Bupati Purworejo H Agus Bastian, kepada juru jamas Teguh Wahyu Kuntoro. r023/ruber.id

PURWOREJO, ruber.id – Ada yang berbeda dari tradisi jamasan atau ngumbah pusaka koleksi Museum Tosan Aji Purworejo, Jawa Tengah, pada tahun ini.

Ya, akibat pandemi Covid-19, pada tahun ini, masyarakat luas tidak menyaksikan langsung tradisi tahunan, yang telah berlangsung turun temurun ini.

Meski begitu, tradisi ngumbah pusaka koleksi sebanyak 1138 milik Museum Tosan Aji Purworejo, ditambah pusaka milik masyarakat tetap berlangsung dan dipusatkan di Pendopo Kabupaten Purworejo dan halaman museum.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agung Wibowo AP menyebutkan, Jamasan Tosan Aji bertujuan untuk melestarikan budaya.

Selain itu, juga sebagai edukasi kepada masyarakat bagaimana cara merawat pusaka.

“Karena pandemi Covid-19, agenda yang dinanti-nanti masyarakat ini tidak dapat disaksikan langsung oleh masyarakat.”

Baca juga:  Modal Usaha Rp1.2 Juta untuk PKL dan Warung di Purworejo

“Namun kami tetap melaksanakannya dan kegiatan ini disiarkan secara virtual melalui media sosial,” sebutnya.

Agung mengatakan, sebelum dijamas, secara simbolis pusaka diserahkan oleh Bupati Purworejo H Agus Bastian kepada juru jamas Teguh Wahyu Kuntoro.

Kemudian, pusaka diarak dari rumah dinas bupati menuju halaman Museum Tosan Aji.

Arak-arakan ini diiringi oleh para pengawal yang berpakaian ala prajurit keraton.

Agung menjelaskan, ada lima jenis pusaka yang dijamas secara simbolis.

Kelima pusaka ini merupakan peninggalan Bupati Purworejo RAA Cokronegoro I.

Kelima pusaka tersebut yakni keris Tilam Upih berwujud pamor kulit semangka yang telah berumur 350 tahun.

Keris Singo Barong yang berumur 400 tahun, tombak Kudup Melati, Kudi, dan Pedang Sabet.

Baca juga:  Pondok Pesantren Asyrofuddin, Pertama dan Tertua di Sumedang

Agung menyatakan, ritual utama untuk Jamasan Tosan Aji memang dilaksanakan hari ini.

Namun, untuk pusaka lain yang merupakan koleksi dari Museum Tosan Aji telah dijamas sebelumnya dan akan diteruskan hingga bulan Sura berakhir.

“Jamasan untuk seluruh pusaka dilakukan secara bertahap, karena tidak mungkin diselesaikan dalam satu hari,” jelasnya.

Tidak hanya koleksi milik Museum Tosan Aji, kata Agung, ratusan pusaka milik masyarakat juga dititipkan untuk ikut dijamas.

“Masyarakat juga bisa ikut menjamas, bila memiliki tosan aji tanpa dipungut biaya alias gratis,” ucapnya. (R023/Purworejo)

BACA JUGA: Trans Jateng Magelang-Purworejo Beroperasi, Gubernur Ganjar: Jadi Pembangkit Pariwisata