CIAMIS  

Kekeringan, Ratusan Hektare Sawah di Ciamis Puso

CIAMIS, ruber.id — Akibat kekeringan, ratusan hektare sawah di Kabupaten Ciamis mengalami puso.

Puso terjadi di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis.

Pjs Kepala Desa Karangpaningal Wastim Rusliyana menyebutkan, sekitar 90% petani di Desa Karangpaningal mengalami gagal panen dan puso akibat kekeringan.

“Petani di sini 90% gagal panen dan puso,” ujarnya kepada ruber, saat ditemui di kantornya.

Dia menjelaskan, berdasarkan data yang ada di desa, hasil laporan dari masyarakat jumlah luas lahan yang gagal panen atau puso sekitar 685 hektare.

Wastim menambahkan, untuk lahan garapan para petani yang didaftarkan ke Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kurang lebih hanya sekitar 13 hektare.

Baca juga:  Sebelum Jumatan, Jamaah di Masjid Agung Ciamis Dicek Suhu Tubuh dan Diberi Hand Sanitizer

Ditemui terpisah, Kasi Perlindungan dan Pembiayaan Investasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis Hj Lia menyebutkan, sampai saat ini, data yang ada di dinas pertanian, sekitar 500 hektare sawah mengalami puso akibat kekeringan.

“Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan kekeringan, kami kan hanya berupaya, setelah dilakukan monitoring dari pusat dan provinsi hasilnya tetap karena tidak adanya sumber air,” ucapnya kepada ruber, Rabu (14/8/2019).

Lia menambahkan, pemerintah sudah melakukan penanggulangan kekeringan. Di antaranya, pompanisasi dan menggunakan peralatan yang ada.

“Salah satunya yang terkena puso adalah wilayah Kecamatan Banjarsari, karena di wilayah ini menggunakan irigasi nonteknis,” terangnya.

Pemerintah, lanjut Lia, juga sudah memberikan imbauan melalui surat edaran dan rapat koordinasi dengan pihak desa, camat, koramil dan polsek, supaya para petani menanam padi di musim penghujan.

Baca juga:  Curug Gumawang Ciamis, Air Terjun Eksotis yang Instagramable

“Kami sudah mengupayakan dengan memberikan arahan kepada para petani, untuk menanam padi di saat musim penghujan,” akunya.

Dia sangat menyayangkan para petani tidak memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Saat ini, kata Lia, petani yang sudah mendaftar ke AUTP, dari 500 hektare hanya sekitar 50 hektare, dan sekarang yang mengalami puso sudah mendapat ganti.

“Sebetulnya asuransi tersebut sangat murah sekali karena sudah disubsidi oleh pemerintah sekitar 80%,” sebutnya. herman

loading…