CIAMIS  

Elemen Tatar Galuh Tantang Ridwan Saidi: Kami Tunggu 2×24 Jam Datang ke Ciamis

“Ada pernyataan sikap ya. Ada beberapa poin yang kami sepakati,” ujarnya.

Pertama, semua elemen Tatar Galuh tidak menerima pernyataan Ridwan Saidi pada channel Youtube Macan Idealis yang menyatakan di Ciamis tidak ada kerajaan karena faktor ekonomi.

Kedua, tidak menerima pernyataan bahwa nama Galuh diartikan brutal.

“Padahal Galuh itu adalah hati ya, hati yang terdalam, permata dan sebagainya,” jelasnya.

Terakhir, tidak menerima pernyataan Ridwan Saidi bahwa prasasti di Ciamis itu palsu.

“Dengan demikian, kami meminta saudara Ridwan Saidi dalam waktu 2×24 jam datang ke Ciamis untuk membuktikan segala omongannya,” tandasnya.

“Datang ke sini, prasasti kami banyak. Di Galuh ini banyak situs. Kalau tidak hadir, kami akan menyerahkan segala persoalan ini kepada pihak yang berwajib.”

Baca juga:  Ridwan Saidi: Nama Ciamis Lebih Tua dari Galuh, Tokoh Kawali: Ucapannya Menyakiti Kami

Yat juga mengaku heran darimana Ridwan Saidi bisa mengatakan indikator ekonomi Ciamis tidak dan akhirnya menyatakan tidak ada kerajaan.

“Banyak kok (bukti). Dia nggak tahu itu. Kami siap menghadapi Ridwan Saidi. Kami siap membuktikan semuanya tidak benar. Itu kan kemarin saja kita temukan batu rompe, belum batu kuda dan sebagainya,” bebernya.

“Itu juga masih banyak yang belum kita gali situs-situs kita. Belum apa-apa sudah dipatahkan.”

Sementara Kepala Dinas Disbudpora Kabupaten Ciamis Erwan Dermawan berharap masyarakat Ciamis bisa menahan diri.

“Kita buktikan sama-sama bahwa Galuh itu tidak brutal. Galuh itu mempunyai intelektual, mempunyai hati. Kita lakukan langkah-langkah sesuai dengan yang pak rektor (Unigal) rencanakan,” ungkapnya.

Baca juga:  Banjir di Pamarican Ciamis Belum Surut, 3 Keluarga Diungsikan

“Kita tunggu saja ya, supaya tidak saling timpang tindih. Kita tunggu dulu langkah yang kita ambil tadi. Tunggu dulu respon dari Ridwan Saidi, 2×24 jam.”

Erwan pun berpesan kepada masyarakat, apabila Ridwan Saidi tidak datang ke Ciamis, agar bisa menahan diri.

“Kalau tidak hadir ke sini (Ciamis), masyarakat harus bisa menahan diri, tidak perang di medsos. Mari kita buktikan bahwa Galuh itu tidak brutal,” pesannya. (R012/akrim)