Dunia Fatamorgana

Dunia Fatamorgana
Foto ilustrasi from Pexels

OPINION, ruber.id – Remaja modern, kini tengah berada di dunia kepura-puraan atau dunia fatamorgana.

Saban hari, mereka disuguhi 80% tontonan yang berisi kepura-puraan. Bahkan, kebohongan dan gosip.

Film-film atau sinetron-sinetron yang mereka pergoki tiap hari menawarkan berbagai kepura-puraan yang sangat ironi.

Demikian pula, iklan-iklan yang menawarkan penyembuhan tuntas dan gaya hidup ‘wah’ dengan klip yang bebas moral juga sarat kepura-puraan.

Dunia Fatamorgana atau Kepura-puraan

Di dunia kepura-puraan tidak mengenal urusan percaya atau tidak, yang ada adalah kesenangan yang semu.

Masyarakat “dipaksa” percaya pada berbagai tayangan hingga terkadang harus mengaduk-aduk emosinya sendiri. Bahkan, membawanya ke alam mimpi.

Wajar, jika para remaja tergiur oleh dunia kepura-puraan, bermimpi mendambakan tubuh seperti model dalam iklan dan film. Bahkan, jika ada keajaiban ingin persis seperti mereka.

Baca juga:  Impor Sampah Bermasalah Akibat Aturan Hidup yang Salah

Karenanya, berbagai tindak kriminal berupa pergaulan bebas dan kekerasan di dunia remaja hakikatnya merupakan ‘didikan’ dari dunia kepura-puraan.

Gaya Hidup Baru

Sosiolog Akbar S. Ahmad (1997) berpandangan, media televisi di zaman modern telah menumbuhkan gejala pemujaan tubuh dan personifikasi gaya hidup baru.

Televisi dengan berbagai menu acaranya telah membius remaja akan pentingnya penampilan tampak muda. Tak mau terlihat tua.

Mereka harus sensual, anggun, atraktif dan berpakaian mutakhir (yang tentunya ala Barat). Tidak buruk napas, berjerawat, apalagi bau badan.

Dunia kepura-puraan televisi, sudah melangkah cukup jauh.

Televisi, tidak hanya mempengaruhi sikap dan gaya hidup remaja. Tetapi, juga sanggup merubah ideologi seseorang bahkan mungkin agama.

Baca juga:  Ratusan Siswa SD se Kabupaten Sumedang Ikuti Babak Penyisihan OMSI ke 4

Berbagai kosmetik, telah menghiasi wajah-wajah kawula muda yang kini sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka.

Demikian pula berbagai bentuk kebugaran, fitness, aerobik, “body Building” dan operasi plastik yang di dunia kepura-puraan. Kini digembar-gemborkan sebagai suatu keharusan telah berubah menjadi “agama” baru.

Memiliki Ketakwaan

Remaja muslim, hendaknya memiliki ketakwaan yang tinggi. Tidak begitu saja mengekor atau mencontoh segala yang televisi tayangkan.

Karena, kekaguman terhadap tokoh dunia kepura-puraan secara berlebihan, bukan saja memancing frustrasi.

Tetapi juga membentuk sikap minder, merasa tidak puas terhadap apa yang kita miliki. Baik kecantikan, pakaian atau bentuk tubuh.

Sikap demikian, telah menimbulkan pola hidup konsumeris dan serba kekurangan.

Baca juga:  I'tikaf: Pengertian, Hukum, dan Keutamaan dalam Islam

Milikilah sikap takwa yang akan membawa kita pada nuansa hidup tenteram, tidak resah.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah SWT, maka perkaranya akan menjadi mudah.” (TQS. Ath-Thalaq: 4). Wallahu a’lam bishshawab.