BERITA SUMEDANG, ruber.id – Akibat terus menerus diguyur hujan, tanggul saluran Irigasi Kelenteng yang mengairi puluhan hektare areal pesawahan di Desa Cipanas, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang jebol.
Paskajebol pada Minggu (27/12/2020) malam, air meluap ke pemukiman warga di Dusun Cipanas, Desa Cipanas, Tanjungkerta, Sumedang.
Kepala Desa Cipanas Moh Asep Lantifan menyebutkan, potensi longsor pada tebing saluran Irigasi Kelenteng di Blok Hanjuang III, Dusun Cipanas ini sebenarnya sudah terlihat sejak Oktober 2020, lalu.
Namun, karena tidak ada upaya penanganan yang serius dari instansi terkait, tebing penahan saluran ini akhirnya jebol.
“Sejak Oktober kami sudah melaporkan ke instansi terkait, karena di lokasi sudah terlihat ada potensi longsor. Ternyata, sekarang irigasi ini malah keburu jebol,” katanya.
Asep menjelaskan, berdasarkan keterangan warga, bencana longsor pada saluran air ini terjadi ketika hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Pada malam saat kejadian, warga Dusun Cipanas dibuat panik dengan adanya air yang begitu besar masuk ke pemukiman mereka.
Beruntung, sebelum masuk ke rumah, luapan air dari irigasi Kelenteng ini masuk ke kolam milik warga, sehingga tidak terlalu membahayakan.
“Air dari saluran yang jebol, limpas ke kolam-kolam penduduk. Malah air dari saluran itu sampai masuk juga ke masjid.”
“Karena, posisi saluran air ini berada di atas pemukiman warga,” ujarnya.
Tak hanya itu, sambung Asep, selain mengancam pemukiman, bencana longsor pada saluran Irigasi Kelenteng ini juga dikhawatirkan menghambat pengairan ke areal pesawahan yang berada di bagian hilir saluran.
“Sesuai data, ada sekitar 20 hektare lebih sawah yang berada di hilir saluran. Jika tidak segera diperbaiki, lahan pesawahan di Blok Hanjuang 4, 5, dan 6 akan kekeringan. Termasuk lahan pesawahan yang berada di Desa Tanjungmekar,” sebutnya.
Asep menambahkan, sebagai langkah antisipasi, pihak desa bersama warga, dan unsur TNI/Polri turun tangan untuk melakukan kerja bakti memperbaiki saluran air ini secara swadaya.
Perbaikan sendiri, kata Asep, memang hanya sementara saja. Sebab hanya dilakukan secara manual.
Yaitu, dengan menutup tanggul yang jebol menggunakan karung berisikan tanah.
Setelah itu, lanjut Asep, ditahan dengan pagar dari bambu haur.
“Upaya penanganan sementara, kami sudah membuat tanggul baru dengan memasang karung berisi tanah.”
“Yang terpenting, air dari saluran ini bisa tetap mengalir ke hilir, dan tidak masuk ke pemukiman,” jelasnya.
Asep menyatakan, kejadian jebolnya irigasi ini sudah langsung dilaporkan ke instansi terkait.
Salah satunya, BPBD Sumedang dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (DPUPR) Kabupaten Sumedang, selaku penanggungjawab pemeliharaan saluran. (R003)
BACA JUGA: Di Sumedang, Aplikasi MiChat Jadi Alat Transaksi BO Wanita Pekerja Seks