BANJAR  

Derita Warga Kota Banjar Hadapi Penyakit Aneh: Tak Berobat karena Tidak Mampu, Harapkan Bantuan Pemerintah

ELA Nurlela warga Jelat RT 02/04, Pataruman, Kota Banjar menderita penyakit lupus. agus/ruang berita

KOTA BANJAR, ruber — Ela Nurlela, 35, warga Lingkungan Jelat RT 02/04, Kelurahan/Kecamatan Pataruman, Kota Banjar menderita penyakit aneh (bahasa medis lupus). Padahal saat ini, kondisi Ela tengah hamil tua, yaitu 7 bulan.

Ela menjelaskan, awalnya dia merasakan sakit pada kedua lutut, lalu kulit kering sejak April 2019 lalu.

Tidak lama kemudian, timbul bintik-bintik di kaki hingga sekujur tubuh.

Selain itu, kata Ela, kulit wajah ikut terkelupas serta sulit digerakkan.

“Bukannya tidak mau berobat, tapi buat keseharian juga kurang. Sudah berobat ke dokter umum tadi malam (kemarin). Kata dokter menderita penyakit lupus akibat keracunan,” ujarnya kepada ruber, Selasa (9/7/2019).

Baca juga:  Cek Kesiapan Para Personel, Kapolres Banjar Sambangi Kantor Bawaslu

Jajang Saefudin, 36, suami Ela mengaku sudah ke dokter memeriksakan istrinya.

Menurut dokter, istrinya menderita penyakit lupus serta menyarankan janin yang dikandungnya untuk diangkat.

“Tak punya biaya, tidak sanggup, kerja sehari dapat Rp70.000, kadang Rp60.000. Kerja jadi buruh kuli bikin paping block. Anak ada tiga,” akunya.

Penghasilan itu, kata dia, hanya cukup untuk kebutuhan keluarga. Namun kadang, untuk anak ke sekolah.

Sedangkan saat ini, istrinya sakit seperti ini, jadi tidak akan cukup untuk membiayai pengobatannya.

Untuk itu, dia berharap ada bantuan dari pemerintah atau para dermawan lainnya.

Ketua RW setempat Kusmayadi, 37, mengaku sudah menyarankan agar keluarga Ela berobat dan mengurus surat SKTM ke kelurahan.

Baca juga:  Update Corona Kota Banjar: Kasus ODP Nambah 6, PDP Tambah 1, dan OTG Jadi 6

Namun, kata Kusmayadi, tidak dilakukan lantaran suami Ela tidak memiliki biaya lebih.

“Warga sekitar dan saya sudah menyarankan buat periksa, cuma karena tidak ada biaya dan lainnya makanya sampai sekarang tinggal di rumah,” katanya. agus purwadi

loading…