BANJAR  

Warga Banjar yang Tinggal di Kandang Sapi Tak Dapat Bantuan Pemerintah

Kandang sapi
KONDISI kandang sapi tempat tinggal keluarga Cecep/agus/ruang berita
KONDISI kandang sapi tempat tinggal keluarga Cecep Gunawan. agus/ruang berita

BANJAR, ruber – Keluarga Cecep Gunawan, 46 dan Yeni Suriani, 40, penghuni kandang sapi di Dusun Sukahurip RT 2 RW 1 Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar, mengalami kesulitan ekonomi.

Menurut Yeni, sampai saat ini tidak ada bantuan dari pemerintah seperti keluarga tidak mampu lainnya.

“Untuk keperluan sekolah anak saya yang dua, saya minta kebijakan dari guru karena tidak punya uang untuk bayar biaya sekolah,” kata Yeni.

 

BACA JUGA: Miris, Keluarga Cecep Sudah 1 Tahun Tempati Kandang Sapi di Langensari Banjar

 

“Kemarin saya pinjam beras ke tetangga satu kilo buat makan, tapi tidak dikasih. Saya cuman punya uang Rp 5000,” kata Yeni.

Baca juga:  Kejari Kota Banjar Usut Korupsi Rutilahu, Desa Mana Saja? Seperti Apa Modus dan Berapa Kerugian Negaranya? Ini Detailnya

Kondisi Yeni dan keluarganya memang menghawatirkan. Kandang sapi yang tidak terlalu luas itu disekat jadi dua bagian. Satu bagian dijadikan kamar tidur, dan satu lagi dijadikan dapur.

Seluruh anggota keluarga harus berdesakan di bangunan yang bau dan kotor. Bahkan, tembok bekas pakan sapi dijadikan tempat menyimpan pakaian.  Kata dia, jika malam hari, banyak nyamuk karena kondisi lantainya bekas sapi.

“Tadinya ini tidak ada palang untuk dindingnya, sama bapaknya (suami) dipasang papan. Kalau malam banyak sekali nyamuknya. Untuk listrik dikasih nyambung sama yang punya kandang. Kalau air saya ngambil dari sumur tetangga,” ujar Yeni.

Dia ingin memiliki tempat tinggal sendiri yang layak. Namun apa daya, dia mengaku untuk makan sehari-hari saja susah.

Baca juga:  Kritisi 3 Megaproyek di Kota Banjar, FRDB: Urgensi Pemanfaatan Tidak Sinkron

“Saya ingin punya rumah sendiri, karena khawatir kalau kandang ini mau dipakai lagi oleh yang punya, saya mau tinggal di mana,” ungkap Yeni

Yoja Nuraeni anak bungsu keluarga ini, mengaku sering diejek oleh teman-teman sekolahnya karena dia tinggal di kandang sapi.

“Saya sama teman dicuekin karena saya tinggal di kandang sapi. Saya sampai nangis,” akunya.

Sementara, Putra pertama Yeni dan Cecep, Yogi, mengaku sudah memiliki dokumen kependudukan yang lengkap dan sah. Dari mulai KTP dan kartu keluarga.

Bahkan kata dia, saat Pilkada Kota Banjar juga, keluarganya ikut memilih wali kota. “KTP, KK, ada. Masuk warga Kecamatan Langensari. Waktu Pilkada Banjar juga sudah ikut nyoblos,” paparnya.

Baca juga:  Alun-Alun Langensari, Lokasi Ngabuburit Kekinian Kota Banjar

Yeye (64), pemilik kandang sapi, mengaku iba saat melihat kondisi keluarga ini. Ia mempersilahkan keluarga Yeni untuk menempati kandang sapi.

“Iya, karena kasihan, tadinya keluarga itu transmigrasi ke Sulawesi selama 10 tahun, tapi tidak berhasil. Akhirnya pulang lagi ke sini,” katanya.

Yeni mengaku tak memiliki rumah setelah pulang dari  transmigrasi ke Sulawesi Tenggara satu tahun  silam. Sebelum tinggal di kandang sapi, Yeni sempat menumpang di rumah saudaranya, di kecamatan yang sama. Agus Purwadi