Sejarah Awal Penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia

Sejarah Penjajahan Indonesia, Portugis di Maluku
Sejarah Penjajahan Indonesia

KOPI PAGI, ruber.id – Dalam catatan sejarah, Portugis merupakan negara penjajah Indonesia pertama yang berhasil masuk dan menjajah.

Portugis berhasil mengenalkan Nusantara ke kehidupan dunia Eropa.

Awal Kedatangan Portugis

Awal mula kedatangan Portugis adalah ke daerah Maluku untuk mencari rempah-rempah.

Kedatangannya pun disambut hangat oleh raja dan rakyat Maluku pada masa itu.

Hingga akhirnya, Portugis melanggar aturan yang telah disepakati dengan menerapkan praktek monopoli yang tidak sehat.

Periode 1511-1526 Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis.

Di mana, secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatra, Jawa, Banda, dan Maluku.

Pada tahun 1511, Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1522, Portugis sudah sampai di Pelabuhan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang dengan Raja Sunda.

Perjanjian dagang tersebut dilakukan pada tanggal 21 Agustus 1522.

Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkih dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat.

Dengan perjanjian ini, maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

Baca juga:  Mitos Patung Pastor di Taman Maluku Bandung

Pada 1512, Afonso de Albuquerque mengirim sebuah ekspedisi yang terdiri dari dua kapal dan sebuah karavel.

Ekspedisi ini dipimpin Antonio de Abreu, dengan tujuan untuk mencari kepulauan rempah-rempah.

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini masih dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara. Khususnya flores, Solor dan Maluku, pada tahun 1512.

Pada waktu itu dua armada Portugis, masing-masing di bawah pimpinan Anthoni d’Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu.

Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat.

Seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli.

Yang terletak di antara Negeri Hitu Lama dan Mamala di Pulau Ambon sekarang.

Portugis Monopoli Perdagangan

Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama.

Karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen.

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlangsung dari tahun 1512-1560.

Dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis.

Baca juga:  Sejarah Kota Bandung, Asal Nama hingga Jadi Lautan Api

Persaingan Dagang Portugis-Spanyol

Tahun 1521-1692, Spanyol merupakan salah satu negara penjajah bagian Eropa yang aktif melakukan pelayaran ke Asia Tenggara.

Tujuan mereka adalah mendapatkan negara-negara penghasil rempah tercapai, setelah berhasil memasuki Indonesia.

Portugis yang saat itu masih menjajah Indonesia, menganggap bahwa Spanyol melanggar hak monopoli Portugis.

Meskipun pada dasarnya mereka berada pada cakupan wilayah perdagangan yang berbeda.

Portugis bekerja sama dengan kerajaan Ternate.

Sedangkan Spanyol bekerja sama dengan Kerajaan Tidore.

Namun tetap saja terjadi persaingan dagang yang berkepanjangan antara kedua negara tersebut.

Akhirnya pada 1529, konflik tersebut menghasilkan perjanjian bahwa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina.

Sedangkan Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku.

Kedatangan Belanda

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku.

Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz.

Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda.

Baca juga:  Gua Malawang Tasikmalaya, Wisata Alam para Sejarawan

Sejak saat itu, Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Maluku.

Terbentuknya VOC

Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada tahun 1602.

VOC merupakan serikat dagang bentukan Belanda dengan tujuan memonopoli perdagangan di Asia.

Dan sejak saat itu, Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku.

Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkeh di Maluku sepenuhnya di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun.

Untuk keperluan ini, VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya, yakni Portugis, Spanyol, dan Inggris.

Bahkan puluhan ribu orang Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.

Kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, dan tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara.

Portugis kalah perang dengan Spanyol, maka daerah Sulawesi Utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 hingga 1660).

Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol.

Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian berhasil mengusir Portugis dari Ternate.

Sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor Timur, sejak 1515.

Penulis: Eka Kartika Halim/Editor: R003