BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Ribuan karyawan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dirumahkan sejak Pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja Industri dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pangandaran Ade Suprianto mengatakan, sejak April 2020, tercatat ada 1.114 karyawan yang dirumahkan.
Ade menyebutkan, sektor usaha yang merumahkan karyawannya sebagian besar adalah hotel dan restoran.
“Sebagai daerah wisata, rata-rata usaha yang dikembangkan sebagai penunjang pariwisata di Pangandaran adalah hotel dan restoran,” kata Ade, Selasa (23/2/2021).
Ade menjelaskan, untuk sektor usaha lainnya, selain perhotelan dan restoran, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan produksi.
Pada awal Pandemi Covid-19, sambung Ade, kawasan wisata di Kabupaten Pangandaran ditutup total.
Pariwisata Pangandaran, baru kembali dibuka setelah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat selesai, pada awal Covid-19 mewabah.
Ade menuturkan, pada saat penutupan kawasan wisata tersebut, perhotelan dan restoran tidak memiliki konsumen.
Bahkan, kata Ade, karyawan yang bekerja pun terpaksa harus dirumahkan.
“Saat pariwisata ditutup total itu, hotel dan restoran tidak memiliki pemasukan atau pendapatan sama sekali,” ucap Ade.
Karena tidak ada pemasukan itu, lanjut Ade, perusahaan tidak bisa memberi upah kepada para karyawannya.
Sehingga, kata Ade, salah satu langkahnya adalah dengan cara merumahkan seluruh karyawan.
“Kami (Disnakertrans) hanya mendata saja dan saat ini akan melakukan pendataan ulang,” jelasnya.
Ade menyebutkan, Disnakertrans Pangandaran belum mengetahui kelanjutan status dari 1.114 karyawan yang sempat dirumahkan tersebut.
Apakah sudah kembali bekerja atau masih dirumahkan.
“Tiap ada informasi lowongan kerja, kami selalu menyampaikan informasinya melalui kantor kecamatan hingga desa,” ucapnya.
Karyawan Dirumahkan Mulai Merintis Usaha
Sementara, dari ribuan karyawan hotel dan restoran yang dirumahkan akibat Pandemi Covid-19 ini, tidak sedikit dari mereka yang membuka usaha sendiri.
Mulai dari membuka kedai makanan, hingga memanfaatkan keterampilan dari mengolah makanan.
“Pengetahuan dan pengalaman selama bekerja di hotel dan restoran kami tekuni di rumah. Kemudian kami mulai membuka peluang usaha,” kata Rofik, salah satu warga Pangandaran yang dirumahkan perusahaannya.
Rofik berpikir, bahan baku untuk semua jenis makanan, baik tradisional maupun modern di Pangandaran semua tersedia.
“Saya mulai berinovasi, membuka peluang usaha secara mandiri dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia.”
“Seperti membuat keripik dari bahan singkong dan makanan olahan lainnya,” ujarnya. (R001/SMF)