Produksi Garam Organik Mulai Dikembangkan di Pesisir Pantai Purworejo

Produksi Garam Organik di Pesisir Pantai Purworejo

BERITA PURWOREJO, ruber.id – Warga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mulai memanfaatkan kawasan pesisir pantai untuk produksi garam organik pansela.

Proses pembuatannya, dengan memanfaatkan lahan bekas tambak udang, yakni menggunakan sistem tunnel.

Bupati Purworejo Respons Positif

Usaha yang tergolong baru ini, mendapat perhatian serius dari Bupati Purworejo RH Agus Bastian.

Agus pun, datang langsung ke lokasi untuk meninjau lokasi di Pantai Desa Patutrejo Kecamatan Grabag.

Dalam kesempatan ini, Bupati Agus didampingi kepala dinas terkait.

Produksi garam (Salt, dalam bahasa Inggris), organik di lokasi ini oleh Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) Pendowo Limo.

Agus menyatakan, pengembangan jenis usaha yang tergolong baru ini, perlu kontinyu atau berkelanjutan.

Mengingat, kata Agus, Kabupaten Purworejo memiliki panjang pantai sekitar 22 kilometer.

Baca juga:  ASN Purworejo Dilarang Berkerumun dan Study Banding

Sehingga, kata Agus, ini menjadi modal penting sekaligus menjadi potensi daerah.

“Apalagi, ada informasi kalau produksi garam organik atau garam krokos ini, bisa dengan cara tertentu untuk kesehatan.”

“Karena, kandungan NaCl yang sangat tinggi, mampu melepaskan virus yang menempel di organ tubuh,” kata Agus.

Produksi Garam Sistem Tunnel Sejak 2018

Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Purworejo Wasit Diono menambahkan, pengenalan produksi dengan sistem tunnel ini sudah sejak tahun 2018.

Ini, kata Wasit, sudah Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal lakukan, bekerjasama dengan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Purworejo.

Menurutnya, hasil produksi dari sistem tunnel ini sudah pernah menjadi percontohan.

Baca juga:  Ancam Sebar Video dan Foto, Cara Remaja asal Boyolali Gauli Teman Sekolahnya Hingga 20 Kali

Merupakan jenis garam organik pansela, yang mempunyai kandungan NaCl 97,49%, berwarna putih bersih.

“Itu merupakan hasil analisis Sucofindo, Semarang pada 3 Mei 2021.”

“Sehingga, salt jenis ini dapat masuk sebagai garam industri,” jelas Wasit.

Produksi Garam Organik dengan Metode Baru

Wasit menjelaskan, penggaraman sistem tunnel merupakan metode baru. Yaitu, model tertutup dengan lahan terasering.

Penerapan model tertutup ini, bertujuan agar produksi garam organik ini bisa berlangsung sepanjang tahun, walaupun musim hujan.

Meski berada dalam ruang yang tertutup plastik, tetap ada panas. Sehingga, proses kristalisasi dapat terjadi.

Lahan pembuatan salt berpetak-petak secara bertingkat agar air dapat mengalir kapan saja dengan gaya gravitasi.

Baca juga:  Nabung di bank bjb, Bisa Nonton Konser Sobat Festival 2023 di Surakarta

“Sistem pembuatan garam ini adalah secara organik. Tidak menggunakan bahan kimia tambahan apapun.”

“Selain itu juga ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan.”

“Sehingga, produk yang dihasilkan adalah salt organik,” jelas Wasit.

Wasit menyebutkan, hingga pertengahan tahun 2021 ini, produksi salt terus meningkat.

Dari 2.2 ton di bulan Januari, menjadi 3.1 ton pada bulan Mei.

Produknya berupa salt krosok dengan harga Rp2500/Kg, Rp4000/Kg, dan Rp5000/Kg.

“Pemasarannya dalam bentuk curah dan kemasan 200 gram, 1000 gram, 5000 gram maupun 25 Kg.”

“Produk garam ini, untuk keperluan pupuk tanaman. Kemudian, untuk suplemen pakan ternak, ikan, udang, pengobatan, dan sebagainya,” kata Wasit.