Presiden Soekarno, Cerita Masa Kecil hingga Akhir Perjuangannya

Presiden Soekarno Cerita Masa Kecil hingga Akhir Perjuangan
Foto from google

KOPI PAGI, ruber.id – Presiden Soekarno, adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat dari tahun 1945 hingga 1967.

Beliau merupakan tokoh yang sangat berperan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia, dari penjajahan Belanda. 

Bersama Mohammad Hatta, ia memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Presiden Soekarno menggunakan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. 

Masa Kecil dan Pendidikan Presiden Soekarno

Soekarno dilahirkan dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, dan Soekarno mempunyai seorang kakak perempuan bernama Sukarmini. 

Ida Ayu Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan Bali dan beragama Hindu, sedangkan suaminya Raden Soekemi Sosrodihardjo beragama Islam. 

Presiden Soekarno mempunyai nama kecil bernama Koesno Sosrodihardjo. 

Sejak kecil beliau sudah tinggal di Tulungagung Provinsi Jawa Timur, dengan kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo. 

Beliau bersekolah pertama kalinya di daerah Tulungagung, sebelum ia pindah ke Mojokerto karena ikut kedua orangtuanya. 

Baca juga:  Google Doodle Hari Ini Tampilkan Musisi Campursari, Didi Kempot

Serta, beliau masuk ke sekolah tempat ayahnya bekerja bernama Eerste Inlandse School atau EIS. 

Kemudian, pindah ke Europeesche Lagere School atau ELS pada Juni 1911.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Europeesche Lagere School, ia berhasil melanjutkan pendidikannya ke Hogere Burger School atau HBS pada tahun 1915.

Setelah tamat belajar di Hogere Burger School atau HBS, Presiden Soekarno Bersama Djoko Asmo melanjutkan pendidikannya. 

Mereka masuk ke Technische Hoogeschool te Bandoeng yang sekarang menjadi ITB pada bulan Juli 1921 di Bandung.

Kemudian beliau mengambil jurusan teknik sipil, tetapi ia meninggalkan kuliah selama dua bulan dan mendaftar kembali pada tahun 1922.

Presiden Soekarno, tamat dan dinyatakan lulus ujian insinyur pada 25 Mei 1926,kemudian beliau diwisuda bersama 18 insinyur lainnya pada 3 Juli 1926.

Pada saat di Bandung, beliau tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan salah satu anggota Sarekat Islam. 

Di sana beliau pun sering berinteraksi dengan tokoh-tokoh Pahlawan Indonesia dan pemimpin organisasi National Indische Partij. 

Baca juga:  Mengenal Candi Blandongan, Situs Peninggalan Kerajaan Tarumanagara di Karawang

Seperti Ki Hajar Dewantara,Dr. Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo. 

Masa Pergerakan Nasional Presiden Soekarno 

Pada tahun 1915 Presiden Soekarno masuk ke organisasi Jong Java cabang Surabaya, hal itu membuatnya menjadi terkenal. 

Menurut Soekarno sendiri, sifat organisasi Jong Java hanya memikirkan kebudayaan saja dan menjadi tantangan untuknya. 

Hingga pada rapat pleno tahunan, Soekarno menggemparkan sidang dengan cara menggunakan bahasa Jawa yang kasar. 

Dan beliau pun mencetuskan agar surat kabar Jong Java, menggunakan bahasa melayu bukan bahasa Belanda. 

Hal itu tentu menjadi perdebatan sengit bagi anggota Jong Java. 

Soekarno mendirikan sebuat komunitas bernama Algemeene Studie Club atau ASC, pada tahun 1926 di Bandung. 

Pada tahun 1927 ia mendirikan Partai Nasional Indonesia atau PNI, dan beranggotakan dari ASC.

Pada 29 Desember 1929, beliau ditangkap oleh Belanda di Yogyakarta karena aktivitas PNI dan dipindahkan ke Bandung. 

Baca juga:  Profil Henry Ford, sang Revolusioner di Balik Kemajuan Otomotif

Beliau dimasukan ke Penjara Banceuy, kemudian dipindahkan ke Sukamiskin pada tahun 1930.

Pada 18 Desember 1930 di pengadilan Landraad Bandung, beliau membacakan pledoinya tentang Indonesia Menggugat. 

Kemudian, beliau dibebaskan dari hukumannya pada 31 Desember 1931.

Pada tahun 1933 beliau kembali ditangkap dan diasingkan ke Flores, dan dibebaskan pada tahun 1942.

Menjelang proklamasi kemerdekaan Soekarno bersama tokoh lainnya mulai mempersiapkan, dan twlah menetapkan tanggal proklamasi. 

Tepat pada 17 Agustus 1945, di bulan Ramadhan beliau memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. 

KNIP mengukuhkan serta mengangkat Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi Preaiden dan wakil presiden pada 29 Agustus 1945.

Presiden Soekarno meninggal pada 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dan dimakamkan tepat disebelah makam ibunya di kota Blitar, Jawa Timur.