Penting Pisan! Pemkab Sumedang Wajib Beri Perhatian Lebih pada Wilayah Barat
SUMEDANG, ruber.id — Pemkab Sumedang wajib melakukan perubahan signifikan, khususnya dalam keberpihakan pembangunan infrastruktur.
Tak hanya sekadar masalah hari ini, tetapi juga Harus mampu prediksi masa yang akan datang.
BACA JUGA: Lindungi Aset Negara, Pemkab Sumedang Mulai Sertifikatkan Lahan Milik Pemerintah
Perhatian serius juga wajib ditujukan Pemkab Sumedang ke wilayah bagian barat meliputi Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Cimanggung, hinnga Kecamatan Tanjungsari.
Sebab saat ini, penataan kota, khususnya Kecamatan Jatinangor dinilai sudah sangat semerawut.
“Semerawutnya kondisi Jatinangor hari ini, merupakan kelambanan dalam merencanakan kota. Karena lamban dalam melakukan perencanaan awal, sehingga biaya untuk penataannya akan sangat mahal,” kata Wakil Ketua ICMI orda Sumedang Asep D. Darmawan.
Asep menyebutkan, untuk solusi penanganannya, di antaranya dengan melakukan pembangunan terintegrasi antarkecamatan di wilayah barat.
Mulai dari Jatinangor, Tanjungsari, Sukasari, Cimanggung hingga Pamulihan. Pengintegrasian ini di antaranya bisa dengan membangun jalan outer ring road (jalan lingkar) di Sumedang wilayah barat.
“Jalan lingkar tersebut nantinya akan menghubungkan lima kecamatan di wilayah Sumedang bagian barat itu,” ucapnya.
Asep menilai, selain akan menjadi solusi atas masalah kesemerawutan Jatinangor, pembangunan infrastruktur jalan lingkar tersebut juga akan memberikan sebaran pesatnya pembangunan dan tingginya pertumbuhan ekonomi Jatinangor kepada kecamatan lain di sekitarnya.
“Dengan adanya jalan lingkar, akan terjadi pemerataan pembangunan dan perekonomian di wilayah barat Sumedang dari pesatnya perkembangan wilayah Jatinangor saat ini,” ucapnya.
Selain itu, Asep menilai, Jatinangor sebagai kawasan pendidikan, kondisinya saat ini sudah sangat padat dengan berbagai aktivitas usaha barang dan jasa.
Juga pesatnya pembangunan fasilitas dan sarana penunjang pendidikan di sejumlah kampus ternama. Seperti ITB, Unpad, dan IPDN.
“Contohnya saja banyaknya indekos, apartemen, restoran dan kafe. Kemudian supermarket, sarana olah raga dan gedung perpustakaan. Jatinangor ini sudah overload,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Asep, perlu adanya sebaran beban dengan pemerataan ekonomi ke wilayah kecamatan di sekitarnya.
“Salah satu pendukungnya ya itu, dengan membangun jalan outer ring road di wilayah barat Sumedang,” sarannya.
Asep menambahkan, kehadiran jalan lingkar itu, bisa dengan menggunakan jalan kabupaten yang ada.
Misalnya, lanjut Asep, dengan memperlebar ruas jalan hingga 12 meter, dan meningkatkan kualitas jalan kabupaten yang ada tersebut.
“Jika masih ada jalur jalan yang belum tersambung, Pemkab Sumedang tentunya harus membangun jalan baru untuk menyambungkannya,” ucapnya.
Apalagi, kata Asep jika melihat kondisi jalan kabupaten yang saat ini sudah tersambung.
Seperti jalan kabupaten di Jatinangor, dekat kampus ITB dan Unpad menuju arah Buper Kiarapayung, Bandung Giri Gahana (BGG) Golf dan gedung LAN (Lembaga Administrasi Negara).
“Itu sebetulnya sudah tersambung ke wilayah Kecamatan Sukasari dan Tanjungsari. Hanya saja, jalannya kecil.”
“Jadi, untuk membangun jalan lingkar, tinggal dilakukan pelebaran. Yang belum nyambung, dibangun lagi sehingga nantinya jadi nyambung,” terangnya.
Asep meyakini, jika jalan lingkar ini dibangun, akan terjadi multiplayer efek pada pembangunan fisik dan pemerataan ekonomi di beberapa desa, di 4 kecamatan tersebut.
Kondisi itu, lanjut Asep, terutama di sepanjang jalan lingkar. Jadi nantinya, pembangunan indekos mahasiswa tak akan lagi bertumpu di Jatinangor, melainkan akan bergeser ke wilayah Kecamatan Sukasari dan Tanjungsari.
Dengan sendirinya, berbagai sarana dan penunjangnya tentunya akan hadir di daerah itu. Restoran, rumah makan, kafe hingga tempat belanja akan bermunculan di pedesaan di wilayah Sukasari dan Tanjungsari.
“Pembangunan berbagai fasilitas itu juga akan membuka lapangan pekerjaaan baru bagi masyarakat di pedesaan. Imbasnya, perekonomian dan pendapatan mereka akan meningkat.”
“Jadi, pesatnya pembangunan di Jatinangor akan merambah ke beberapa desa di 4 kecamatan lainnya dengan adanya pengaruh jalan lingkar ini. Pemerataan pembangunan hingga perputaran uang pun akan terjadi di 5 kecamatan tersebut,” ujarnya.
Pemkab Sumedang, kata Asep, bisa juga melengkapi jalan lingkar tersebut dengan membangun fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum dan fasos).
Misalnya, membangun rumah sakit besar, sarana olahraga, masjid besar Jatinangor, pusat penelitian ilmu pengetahuan. Bahkan, membangun perpustakaan standar internasional berbasis digital, seperti yang akan dilakukan IPDN.
Jadi, lanjut Asep, ketika mahasiswa membutuhkan referensi buku atau data lainnya dari luar negeri, tidak usah juah-jauh pergi ke Perpustakaan Oxford University Inggris atau Leiden Belanda.
“Cukup datang ke perpustakan Jatinangor saja,” terangnya.
Jatinangor, lanjut Asep, juga punya sejumlah kampus ternama, ilmu pengetahuannya bisa dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan di Sumedang wilayah barat.
Kantor pemerintahan kecamatan pun harus secepatnya dipindahkan di sekitar jalan lingkar atau dekat Kiarapayung.
“Sebab, kondisinya sudah tidak layak berada di pusat kota. Sekalian dibangun Alun-alun, masjid besar dan fasilitas lainnya,” ujarnya. luvi