BANJARNEGARA, ruber.id – Lada produksi petani Desa Tribuana, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah siap menembus pasar ekspor.
Minat petani dalam menanam lada ini kembali menggeliat, setelah sekitar 5 tahun ke belakang, banyak petani yang membuang tanaman ladanya karena harga yang tidak menguntungkan.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan, berkat membangun jejaring, lada hasil petani, kini memperoleh pembeli dari luar negeri.
“Alhamdulillah, berkat membangun jejaring kanan, kiri, akhirnya petani bisa membangkitkan lada,” ucapnya saat panen lada di Desa Tribuana.
Budhi mengatakan, hasil petani Banjarnegara siap diekspor ke sejumlah negara. Seperti Malaysia dan Jepang.
Sementara, Kepala Desa Tribuana Erry T mengatakan, petani lada di Tribuana sudah mulai bangkit.
Bahkan, kata Erry, petani siap untuk menjalin kemitraan untuk mengekspor lada ke sejumlah negara.
Meski begitu, kata Erry, petani masih menghadapi kendala yaitu benih yang masih beragam.
“Padahal dibutuhkan keseragaman jenis benih yang benar-benar berkualitas,” jelasnya.
Erry menjelaskan, Kecamatan Punggelan merupakan kecamatan penghasil lada terbesar di Kabupaten Banjarnegara.
Perkembangan tanaman ini di Kecamatan Punggelan diawali tahun 2010 dan berkembang seiring perjalanan waktu, hingga mencapai luas lahan tanam mencapai 400 Ha (hektare).
Namun, pada tahun 2020, sangat menurun dengan kondisi luas lahan hanya sekitar 160 Ha.
Saat ini, tanaman lada di Kabupaten Banjarnegara memasuki musim panen, dengan tingkat produktivitas sekitar 0.25 Kg/sulur dari normal produksi 2-3 Kg/sulur. (R024/Banjarnegara)
Baca Juga: Rawan Lakalantas, Warga di Banjarnegara Pasang Convex Mirror dari Kocek Pribadi