Kaya Akan Tambang, Kebumen Jadi Kabupaten Termiskin se Jawa Tengah

Img wa
PENAMBANG mengambil pasir di Sungai Lukulo. r022/ruber.id

KEBUMEN, ruber.idKabupaten Kebumen dinobatkan sebagai kabupaten termiskin se Jawa Tengah.

Padahal, kabupaten yang mempunyai nama berasal dari kata Kabumian ini kaya akan Sumber Daya Alam (SDA).

Hamparan tambang melimpah ruah di kabupaten berslogan Beriman ini.

Potensi kelompok mineral logam Kebumen terdiri dari pasir besi, mangan dan emas.

Sedangkan kelompok batu bara berupa serpih bitumen.

Ada pula kelompok bukan logam meliputi kaolin, Ca-bentonit, fosfat guano, tras, felspar, asbes dan talk.

Tak hanya itu, bahan tambang lainnya berupa kelompok batuan, meliputi batu gamping, tanah liat, andesit, diabas, gabro, basal, marmer, pasir-batu (sirtu) dan tanah merah juga ada.

Peneliti Utama LIPI Ir Chusni Ansori MT mengatakan, berdasarkan penelitian lapangan dan laboratorium, di Kebumen terdapat 20 komoditas tambang.

Ini berupa mineral logam, batubara, bukan logam dan batuan.

Potensi Mineral Logam berupa pasir besi bisa ditemukan sebagai endapan pantai-pantai muda dan tua.

Endapan aluvium pantai muda dimulai dari garis pantai Selatan sepanjang 40 kilometar dengan lebar area mencapai 4 kilometer.

Cadangan terduga 3.773.997.134.991,1 ton dengan kadar Fe total antara 56.7% di bagian Timur hingga 21.76% di bagian barat.

Baca juga:  Virus Corona Bikin Keluarga di Boyolali Khawatir, Begini Kondisi Puluhan Mahasiswa di China

Berdasarkan karakteristik mineraloginya, sebagian besar mineral magnetik terdapat pada pasir halus dengan ukuran +100 # hingga -100 #.

Pola sebaran mineral magnetik pada fraksi kasar maupun halus cenderung meningkat ke arah Timur.

Sedangkan mineral bukan magnetik seperti kuarsa, plagioklas, K-felspar dan zirkon kandungannya semakin tinggi ke arah Barat.

Selain itu, kata Chusni, terdapat pula bijih besi.

Singkapannya berupa lapisan bijih dengan ketebalan mencapai 50 sentimeter, pada perselingan batu pasir dan breksi vulkanik Formasi Waturanda.

Potensi emas juga terdapat di Kebumen. Alterasi dan mineralisasi yang berkembang berupa epitermal sulfi dasi rendah pada superzona kalsedonik.

Secara umum mineralisasi tersebut terjadi pada posisi dangkal dengan suhu sekitar 100 derajat celcius, pH rendah mendekati asam karena pengaruh air meteorik.

Sistem alterasi dan mineralisasi yang berkembang di daerah ini merupakan epitermal sulfi dasi rendah yang berada pada posisi dangkal dekat dengan permukaan bumi.

Termasuk, super zona kalsedonik, terletak di sekitar batas transisi muka air tanah tapi di atas zona boiling.

“Di bagian Utara Kebumen, indikasinya juga dijumpai. Berdasarkan data petrografi, X-RD, dan inklusi fl uida diinterpretasikan bahwa urat kuarsa berasosiasi dengan sulfi da rendah mengalami 2 tahap perubahan sistem. Dari sistem mesotermal menjadi sistem epitermal,” katanya.

Baca juga:  Warga Purworejo yang Menolak Vaksin Covid-19 Terus Berkurang

Potensi Mangan juga terdapat di Kebumen. Ini terdapat di beberapa wilayah seperti di Kecamatan Ayah, Buayan dan Rowokele.

Singkapan berupa nodul dalam breksi Formasi Gabon dan lapisan setebal 20-30 sentimeter pada bidang ketidakselarasan antara Formasi Gabon dengan Formasi Kalipucang. Kadar MnO2 49.89 – 74.19%.

Berdasarkan pengukuran geolistrik pada area 64 Ha di Desa Srati, besarnya sumber daya sebanyak 43.903,2 ton.

Potensi batubara, berupa serpih bitumen yang terdapat di sekitar desa Argosari, pada bagian bawah Formasi Kalipucang.

Serpih bitumen berwarna gelap atau hitam agak keras dan padat, berlapis hingga masif, terdapat sebagai lapisan di dalam perselingan antara batu pasir, batu lanau dan batu lempung. Ketebalannya antara 0,30 meter hingga 4 meter.

Berdasarkan analisis retorting bitumen padat, kandungan minyak rata-rata pada endapan tersebut sekitar 7-32,5 lt/ton, kandungan air 12-70 lt/ton batuan.

Kandungan sulfur pada serpih bitumen 3.68-11,2%, berat jenis minyak 0.83-0.87, besarnya sumber daya sekitar 829.941,24 barel.

“Selain itu, ada juga mineral bukan logam seperti Kaolin, Tras Fosfat, Felspar, Asbes dan Talk,” jelasnya.

Baca juga:  Satu Warga Simo Boyolali Jawa Tengah Positif Corona

Ada pula potensi bahan galian industri ini seperti batu gamping, tanah liat, andesit, diabas, gabro, basal, breksi, marmer, pasir dan sirtu.

Pasir dan batu ini dipakai sebagai bahan campuran semen untuk bangunan.

“Potensi tambang di Kebumen memang banyak,” ungkapnya.

Chusni menyebutkan, geopark merupakan konsep pembangunan wilayah yang berbasiskan pada keragaman geologi, biologi, dan budaya untuk keperluan konservasi, edukasi dan kesejahteraan masayrakat lokal.

Geoparak, kata Chusni, juga sudah terbukti di beberapa kawasan mampu meningkatakan ekonomi daerah melalui pariwisata berkelajutan.

Ini artinya, lanjut Chusni, kawasan geopark mampu meningkatkan penghasilan penduduk, tanpa merusak alam dan justru akan melestarikannya.

“Geopark tidak melarang penambangan asalkan sesuai dengan tata ruang dan aturan penambangan.”

“Keculai untuk kawasan yang masuk geosite, kawasan KCAG dan KBAK,” jelas Chusni.

Chusni menambahkan, kuncinya ada adalah pada Tata Ruang Pertambangan (RTRW).

Kemudian, terpenuhinya dokumen tambang (studi kelayakan dari sisi teknis, ekonomi dan lingkungan) dan penegakan aturan. (R022/Kebumen)

BACA JUGA: Kerawanan Pilkada Meningkat, Ini Rekomendasi Bawaslu Kebumen