PANGANDARAN, ruber.id – Indeks reproduksi virus Corona di Kabupaten Pangandaran tertinggi di Jawa Barat.
Angka indeks reproduksi di Pangandaran sama dengan Kota Banjar, yakni di angka 4.99.
Padahal, pasien positif Corona di Pangandaran hanya satu orang dan itu pun sudah sembuh.
Dengan angka 4.9 itu menempatkan Kabupaten Pangandaran sebagai daerah dengan level kewaspadaan 4 atau zona merah.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku, dirinya merasa heran dengan mekanisme pengolahan data yang dilakukan oleh Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat.
“Jelas saya tadi protes,” katanya disela-sela teleconference dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam evaluasi PSBB, Sabtu (16/5/2020) petang.
Pasien positif Corona di Pangandaran itu, kata Jeje, hanya satu orang bahkan sudah sembuh.
“Mengapa Pangandaran bisa jadi zona merah, indeks reproduksinya juga jadi tertinggi,” ujarnya.
Tentunya, kata Jeje, dengan angka itu menempatkan Kabupaten Pangandaran sebagai daerah dengan level kewaspadaan 4 atau zona merah.
Dengan mendapati hasil evaluasi tersebut, Jeje terlihat emosional. Dirinya sempat berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan dan jajaran gugus tugas Pangandaran.
Kemudian, saat tiba sesi tanya jawab dalam teleconference, Jeje mempertanyakan hal itu kepada Gubernur Jawa Barat.
Menanggapi hal tersebut, Ridwan Kamil menyampaikan, pihaknya akan memeriksa kembali data Kabupaten Pangandaran.
“Mungkin karena harinya panjang, sedangkan kasus hariannya tidak ada. Jadi mesin menghitung indeks datanya seperti itu, akan kami perbaiki lagi pak,” kata Emil (sapaan akrabnya).
Emil pun menyarankan, agar tim Dinas Kesehatan Pangandaran berdiskusi dengan tim Provinsi Jawa Barat untuk meluruskan data tersebut.
“Secara data, saya juga meyakini ada kekeliruan. Pasien positif COVID-19 di Pangandaran hanya satu. Nanti kalau sudah diperbaiki akan kami update kembali,” terangnya.
Setelah menyimak tanggapan Emil, Jeje mengaku bahwa dirinya sependapat dengan yang disampaikan pak Gubernur.
Jeje meyakini, ada yang salah dalam perhitungan atau pengolahan data yang dilakukan Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat.
“Kami juga akan lakukan kajian data. Jangan-jangan dari Pangandaran yang salah dalam memasukkan data, nanti ditelusuri,” ucapnya.
Jeje menyebutkan, hasil rekap data dan perhitungan indeks reproduksi Corona ini akan menjadi bekal bagi dirinya untuk memutuskan langkah yang diambil.
Jika level kewaspadaan merah itu benar, kata Jeje, berarti Pangandaran akan melanjutkan PSBB.
“Saya hanya khawatir kalau Pangandaran melakukan langkah seperti zona merah, tapi sebenarnya hijau. Itu yang kami hindari,” sebutnya. (R002/dede ihsan)
BACA JUGA: Warga Pangandaran Reaktif Rapid Test 3 Orang, 2 di Antaranya Suami Istri