Survei LSI Denny JA: Dukungan Suara Kokoh Diraih Pasangan Juara, Aman di Posisi Stagnan

survei lsi
DIREKTUR Eksekutif LSI Network Denny JA Toto Izul Fatah saat membeberkan hasil survei mengenai kecenderungan pemilih pada Pilkada Pangandaran 2020. doc/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA membeberkan hasil survei terbarunya untuk Pilkada Pangandaran 2020.

Hasil survei mengenai kecenderungan pemilih pada pesta demokrasi mendatang, pasangan Juara (Jeje Wiradinata-Ujang Endin Indrawan) nomor urut 1 masih mendominasi dukungan suara yang kokoh 65.0%.

Sedangkan kompetitor tunggalnya, pasangan Aman (Adang Hadari-Supratman) masih tertinggal cukup jauh di posisi stagnan 28.0%.

Direktur Eksekutif LSI Network Denny JA Toto Izul Fatah mengatakan, potret dukungan kuat kepada pasangan Juara mulai terlihat dari jawaban mayoritas publik.

“Sekitar 58.3% masih menginginkan bupati lama (incumbent) ketimbang bupati baru yang hanya 27.7%,” kata Toto melalui pres rilis yang diterima ruber.id, Senin (2/11/2020).

Begitu juga dengan potret tingkat kepuasan publik yang mencapai 82.8% (jika digabung antara yang sangat puas 19.8% dan cukup puas 63.0%).

“Selalu menjadi modal untuk mudah terpilih kembali jika incumbent memiliki tingkat kepuasan publik di atas 70%. Apalagi ini 82.8%,” ujarnya.

Ditambah lagi figur incumbent dengan tingkat pengenalan dan kesukaannya berbanding lurus. Hal ini terjadi pada Jeje Wiradinata, dikenal oleh 98% dan disukai oleh 93.6%.

Baca juga:  Pilkada 2020, Pasangan Juara Berpotensi Raih Suara dari Luar Partai Pengusung

“Jika dilihat dari elektabilitas, target pasangan Juara ini harusnya bukan sekedar menang. Tapi menang fenomenal,” ungkapnya.

Jika bicara sekedar menang, kata Toto, sulit rasanya buat pasangan Aman untuk bisa mengalahkan pasangan Juara. Terkecuali terjadi tsunami politik atau money politic yang masif.

“Itu juga tidak mudah dilakukan. Apalagi dengan waktu yang tinggal hanya satu bulanan lagi ke hari pemilihan bupati dan wakil bupati,” ucapnya.

Toto menuturkan, kekuatan pasangan Juara terpotret dari aneka variabel kuesioner survei. Misalnya, dukungan aneka segmen demografis yang cukup merata.

Mulai dari segmen gender, jenis profesi atau pekerjaan. Kemudian tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, usia, ormas hingga pemilih partai politik.

Begitu pun dengan dukungan yang relatif merata di hampir seluruh daerah pemilihan (Dapil). Pasangan Juara merajai dukungan suara, kecuali di Dapil 4, yakni Cijulang dan Cimerak, cukup bersaing.

“Di luar itu, yakni Dapil 1, 2, 3 dan 5, unggul cukup telak. Khususnya di Dapil 2 dan 3 dengan base populasi 24.4% dan 22.4%, pasangan Juara unggul sekitar 70%,” tuturnya.

Baca juga:  Pilkada Pangandaran 2020 Dipantau Puluhan Peserta SKPP

Pasangan Juara Miliki Strong Supporter Sangat Tinggi

Toto menerangkan, salah satu keunggulan serta kekuatan yang menarik adalah, pasangan Jeje-Ujang Endin memiliki strong supporter (pemilih militan) yang sangat tinggi. Baik personal maupun pasangan.

Untuk personalnya saja, elektabilitas pemilih militannya mengalami kenaikan yang siginifikan, dari 35.4% naik menjadi 44.5%. Dalam simulasi pasangan, Jeje-Ujang Endin semakin meroket ke posisi 47.7%.

“Angka sebesar itu, pasangan Juara dipastikan stabil untuk tetap dipilih sebagai juara di Pilkada Pangandaran 2020. Karena pemilih militan biasanya tidak pernah berubah sampai hari-H,” terangnya.

Sementara, kata Toto, pasangan Aman hanya memiliki strong supporter 22.0%. Perlu ekstra kerja yang berdarah darah jika ingin mengalahkan pasangan Juara.

Meski begitu, masih ada sekitar 30.3% yang berkategori soft supporter. Pemilih yang seperti ini, biasanya sering disebut lahan tak bertuan yang masih bisa diperebutkan siapa saja.

Di mana, suara gabungan dari mereka yang sudah memilih, tapi masih bisa berubah. Dan mereka yang belum punya pilihan sama sekali atau karena tidak tahu dan tidak jawab.

Baca juga:  Bawaslu Pangandaran Kembali Rekomendasikan PSU ke KPU

“Tugas besar dari dua pasangan yang head to head ini adalah, bagaimana memaksimalkan orang datang ke TPS. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, ada potensi orang malas datang ke TPS,” tambahnya.

Toto menyebutkan, tugas besar lainnya adalah terkait perilaku pemilih dalam hal money politic. Ada sekitar 50% warga Pangandaran menganggap politik uang itu wajar.

Jika ada calon yang melakukan ini, selain akan mengubah peta dukungan, juga akan merusak etika dan moral politik dalam berdemokrasi.

“Tentu saja melanggar hukum. Karena ada pasal pidana khusus buat pelakunya. Ini hasil kegiatan survei LSI Denny JA yang dilakukan pada 23-27 Oktober 2020,” sebutnya.

Survei mengenai kecenderungan pemilih pada Pilkada Pangandaran ini menggunakan metode standar multistage random sampling.

Wawancara tatap muka dengan jumlah responden 440, dengan margin of error sebesar 4.8%. (R002/dede ihsan)

BACA JUGA: Survei LSI: Pasangan Juara di Pilkada Pangandaran 2020 Miliki Pemilih Militan yang Tinggi