Duh! Sungai Ciwulan Tercemar Sampah Plastik, Berbahaya bagi Kesehatan

Penelitian di Sungai Ciwulan
Tim Ekspedisi Peneliti Sungai Nusantara melakukan penelitian di Ciwulan yang tercemar sampah plastik. Foto: istimewa

TASIKMALAYA, ruber.id – Tim Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan lebih dari 50 timbulan sampah dari Cilawu perbatasan Garut dan Tasikmalaya hingga muara Cidadap Kabupaten Tasikmalaya.

Prigi Arisandi, salah satu peneliti mengatakan, timbulan sampah ilegal yang ada di tepian Sungai Ciwulan sebagian besar berupa sampah-sampah packaging makanan dan personal care.

Menurutnya, timbulan sampah termasuk kategori kecil jika di bawah 2 meter, kategori sedang 5 meter dan kategori besar jika timbulan di atas 5 meter.

Dari kegiatan brand audit di tiga lokasi, kata dia, ditemukan 10 brand consumer good (kebutuhan sehari-hari)

“Sampah plastik yang paling banyak yang kami temukan adalah 70% sampah-sampah tak bermerk jenis styrofoam, tas kresek, sedotan dan 30% sampah bermerk yang banyak digunakan masyarakat,” ungkap Prigi, Sabtu (2/4).

Baca juga:  Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya, Seperti Menjelajahi Negara Lain

Koordinator Ekspedisi Sungai Nusantara Amiruddin Muttaqin menambahkan, buruknya pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, mendorong masyarakat membuang sampahnya ke tepi Sungai Ciwulan.

Banyaknya timbulan sampah plastik, menurut Amiruddin, menyebabkan kontaminasi mikroplastik dalam air Ciwulan.

“Sampah plastik yang tidak terkelola akan terfragmentasi menjadi mikroplastik atau serpihan kecil berukuran lebih kecil dari 5 mm. Hasil temuan kami di Sungai Ciwulan menunjukkan bahwa terdapat 180 partikel mikroplastik dalam 100 liter air,” ungkap Amiruddin.

Alumni Teknik Lingkungan UPN Surabaya ini menyebutkan bahwa dari 180 partikel yang ada, terbanyak adalah jenis fiber 100 partikel, jenis filamen 60 partikel dan fragmen atau cuilan plastik sebanyak 20 partikel.

Baca juga:  Legislator Kritisi Pembangunan Pusat Kebudayaan Sumedang Larang

Mikroplastik, jelasnya, dapat mengancam kesehatan manusia karena termasuk kategori senyawa penganggu hormon. Dalam proses pembuatan plastik, ada banyak bahan kimia sintetis tambahan dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air.

“Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen. Jika mikroplastik tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air, maka bahan polutan beracun akan berpindah ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormon,” ungkapnya.

Pemerintah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya harus mengendalikan timbulan sampah di Sungai Ciwulan dengan membuat regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, tas kresek, sedotan, botol plastik, sachet dan popok.

Baca juga:  Pemancing asal Cikalong Tasikmalaya Belum Ditemukan

“Industri harus meredesain bungkus yang mereka gunakan agar bisa dipakai berulang kali atau menyediakan depo-depo refill dan mereka harus ikut mengelola sampah bungkus yang kini membanjiri Ciwulan,” tutupnya.

Sementara itu pegiat lingkungan dan kader konservasi dari Republik Aer Tasikmalaya Anton Goro mengungkapkan, kondisi Sungai Ciwulan saat ini sangat memprihatinkan.

“Hasil ekspedisi susur Sungai Ciwulan yang dilakukan oleh Tim Republik Aer, terdapat puluhan timbulan sampah mulai dari hulu sampai ke hilir sepanjang 120 km,” jelasnya.

Editor: R004