Di Masa Pandemi COVID-19, Usaha Arang Batok di Tasikmalaya Ini Banjir Orderan

Arang Batok di Kota Tasikmalaya
PROSES pembuatan arang batok di pabrik milik Dindin di Karanganyar, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. indra/ruber.id

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Dindin, 43, warga Perum Nanggela Cigantang Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat merintis usaha arang batok sejak tahun 2010 lalu. Di masa pandemi COVID-19 ini dirinya kebanjiran orderan.

Dindin memiliki lahan usahanya seluas 27 bata yang berlokasi di Karanganyar, Mangkubumi. Tak disangka, kini usaha yang ditekuninya sukses.

Dindin menerangkan, usaha yang digelutinya puluhan tahun tersebut, kini bisa mempekerjakan teman temannya.

“Alhamdulillah usaha pembuatan arang batok ini bisa mempekerjakan teman-teman saya. Karyawan yang ada di pabrik saya ini jumlahnya ada 7 orang,” kata Dindin kepada ruber.id saat ditemui di pabriknya, Jumat (26/3/2021) sore.

Karyawan Sempat Dirumahkan saat Pandemi COVID-19

Dihantam pandemi COVID-19, Dindin mengakui sempat mengalami penurunan orderan karena seluruh rumah makan banyak yang tutup.

Baca juga:  Peringati Hari Jadi ke-387 Kabupaten Tasikmalaya, Ini 4 Pesan Bupati Ade

“Di masa pandemi COVID-19, usaha saya sempat mengalami penurunan omset bahkan sempat merumahkan beberapa karyawannya,” katanya.

“Tapi alhamdulillah seluruh karyawan saya semuanya sudah bisa bekerja kembali di pabrik saya,” ucap Dindin.

Kini, Dindin mengaku menerima banyak orderan baik dari dalam kota maupun luar Kota Tasikmalaya.

Sayangnya, pasokan bahan baku batok untuk membuat arang, kata Dindin, sampai saat ini masih sedikit.

“Kalau pasokan bahan baku batok ke pabrik saya banyak, mungkin saya bisa memenuhi permintaan arang batok dari luar kota seperti Bandung, Jakarta Cirebon dan kota kota lainnya,” ujarnya.

“Sampai saat ini pabrik saya hanya bisa membuat arang batok 3 ton/hari. Karena itu permintaan arang batok dari luar kota belum bisa terpenuhi, karena terkendala kurangnya bahan baku,” ujar Dindin.

Baca juga:  Longsor Sumedang: Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Meninggal Tertimbun Longsor

Dindin juga membuka seluas-luasnya bagi masyarakat atau pedagang di pasar yang ingin menjual batok kelapa pada pabriknya.

Karena dengan semakin banyak pasokan bahan baku batok ke pabriknya, makan Dindin bisa memenuhi permintaan dari luar kota.

“Kalau ada pedagang atau masyarakat yang mau menjual batok bisa datang ke pabrik saya. Kalau saya biasa membeli bahan baku batok dari pasar dengan harga 10 sampai 15 ribu rupiah,” terang Dindin. (indra)

BACA JUGA: Perajin Tasikmalaya Manfaatkan Limbah Kain Jadi Celana Dalam, Pasarnya Tembus Luar Negeri