Problematika Mendidik Anak di Era Sekularisme: Mengurai Solusi Islam untuk Kehidupan Berkeluarga

Problematika Mendidik Anak di Era Sekularisme
Foto ilustrasi from iStockPhoto

OPINION, ruber.id – Belum lama ini, jagat media sosial digemparkan oleh sebuah video yang memperlihatkan dua anak dirantai di lehernya di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Dalam video berdurasi 33 detik tersebut, warga tampak berusaha membuka rantai yang melilit kedua anak asal Majalengka itu.

Menurut Kasubsi PIDM Sie Humas Polres Majalengka, Ipda Riyana, insiden ini terjadi pada Selasa (12/11/2024).

Kedua anak tersebut, dihukum oleh orang tua mereka setelah diduga mencuri ponsel milik tetangga.

Orang tua mereka mengaku, melakukan tindakan itu sebagai upaya memberi efek jera terhadap perbuatan anak-anaknya.

Kenakalan Anak dan Tanggung Jawab Bersama

Peristiwa ini sungguh memilukan, mengingat keluarga seharusnya menjadi tempat yang nyaman, aman, dan penuh kasih sayang bagi anak-anak.

Namun, tindakan tersebut justru mencerminkan kebingungan dalam mendidik anak yang dianggap telah di luar kendali.

Baca juga:  Agar Pembakaran Alquran Tidak Terjadi Berulang

Kenakalan anak semestinya dilihat sebagai tanggung jawab bersama, baik oleh keluarga, masyarakat, maupun negara.

Sekularisme dan Krisis Pendidikan Moral

Akar masalah ini tak lepas dari pengaruh sekularisme, paham yang memisahkan agama dari kehidupan.

Sekularisme membuat individu bertindak tanpa mempertimbangkan standar moral berdasarkan agama.

Ketika orang tua tidak memahami nilai-nilai agama, mereka sulit menanamkan akhlak yang baik pada anak-anak mereka.

Akibatnya, anak-anak tumbuh tanpa arah, rentan melakukan perbuatan menyimpang, seperti mencuri atau bersikap kasar.

Selain itu, sistem kapitalisme yang mendukung gaya hidup individualis dan hedonis memperparah masalah ini.

Masyarakat, menjadi abai terhadap kerusakan sosial. Sementara, negara lebih fokus pada kepentingan pemilik modal ketimbang membangun generasi yang bermoral.

Baca juga:  Ada Dusta yang Diperbolehkan

Membentuk Kepribadian Anak dalam Islam

Islam memberikan panduan lengkap dalam mendidik anak dengan menanamkan nilai akidah, kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta adab dan akhlak yang mulia.

Anak-anak, adalah amanah yang memiliki fitrah kesucian. Maka, mereka membutuhkan bimbingan dan teladan yang baik untuk menjadi pribadi yang kuat dan berakhlak.

Rasulullah SAW memberikan contoh nyata dalam mendidik anak.

Beliau selalu bersikap lembut, memberikan penghargaan, teguran, atau hukuman secara bijak sesuai usia dan kondisi anak.

Misalnya, dalam riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW memerintahkan orang tua untuk mengajarkan salat kepada anak sejak usia tujuh tahun.

Selain itu, memberikan hukuman berupa pukulan ringan jika anak tetap enggan melaksanakan salat pada usia sepuluh tahun.

Baca juga:  Kasus Positif Covid-19 Bertambah 66 Orang, Pemkab Boyolali Tunda Belajar Tatap Muka

Hukuman dalam Islam bertujuan mendidik, bukan menyiksa.

Islam Sebagai Solusi Utama

Islam menawarkan sistem yang menjaga keutuhan keluarga dan membangun masyarakat yang peduli.

Di bawah naungan syariat, setiap individu diarahkan untuk bertindak sesuai aturan Allah SWT.

Dalam keluarga, anggota saling mendukung dan memahami perannya, sedangkan masyarakat berperan aktif dalam amar ma’ruf nahi mungkar.

Negara juga bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pendidikan moral dan spiritual.

Berbeda dengan sekularisme yang mengabaikan nilai agama, Islam menanamkan keseimbangan antara kasih sayang, kedisiplinan, dan tanggung jawab.

Dengan kembali kepada ajaran Islam, permasalahan dalam mendidik anak dapat diatasi secara komprehensif.

Sehingga tercipta generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Wallahu a’lam bishshawab. (PENULIS: Tawati)