Perang Rusia-Ukraina di Dunia Maya, Ratusan Ribu Hacker Bertarung di Dalamnya

Perang Rusia-Ukraina di Dunia Maya, Ratusan Ribu Hacker Bertarung di Dalamnya
Foto ilustrasi oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels.

BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Sejak 24 Febuari perang Rusia-Ukraina terjadi, pihak Rusia telah merangsek mendekati Ibu Kota Kyiv, pusat pemerintahan di Ukraina.

Meski perang ini cukup mengerikan, namun ada konflik yang jauh lebih sangar yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina, yakni perang dunia maya.

Perang Rusia-Ukraina di Dunia Maya

Para pendukung Rusia-Ukraina bertarung di Internet. Hacker-hacker bermunculan dan saling menyerang secara siber dan jumlahnya sangat mengejutkan.

Badan Penelitian Check Point Software Technologies mengatakan, pertama kalinya dalam sejarah semua komunitas eksis di Internet terlibat dengan perang Rusia-Ukraina.

“Dunia maya menjadi sangat kacau. Perang siber ini juga tidak bisa dianggap enteng,” kata Lotem Finkelstein, intelijen di Check Point Software.

Baca juga:  12 Agustus: Hari Tertawa Sedunia hingga Hari Ibu di Thailand

Otoritas Ukraina menyebutkan setidaknya hingga kini sekitar 400.000 peretas dari seluruh dunia membantu pihaknya dengan sukarela.

Sementara itu, Presiden Perusahaan Keamanan Siber CyberProof. Sekaligus mantan direktur jenderal Kementerian Intelijen Israel Yuval Wollman mengatakan jika kehadiran ‘relawan’ ini sangat di luar ekspektasi.

“Ribuan di antaranya, mengirim pesan pada media-media di Rusia. Untuk menghentikan perang dan ratusan lainnya berusaha membocorkan data dari operasi peretasan saingannya.”

“Belum pernah ada melihat keterlibatan yang tidak terkait konflik seperti ini,” ujar Wollman.

Moskow sendiri membantah keterlibatan mereka menyokong perang siber. Mereka menyebutkan tidak akan pernah bermain ‘kotor’ dan melakukan operasi ‘jahat’ di dunia maya.

Data dari Check Point Research (CPR) menyebutkan, serangan online ke militer Ukraina. Dan pemerintahannya telah meningkat 196% dan serangan ke organisasi Rusia meningkat 4%.

Baca juga:  Hari Kasih Sayang, Padahal Sejarah Valentine Ngeri Sekali

CPR juga menyebutkan, serangan siber terhadap Rusia menurun. Sebab, ada upaya Kremlin untuk meningkatkan keamanan dan mempertahankan diri dari para hacker.

Walau begitu pembela Ukraina di Internet tidak tinggal diam, bahkan membentuk tim di Telegram yang dikenal sebagai ‘Tentara TI Ukraina’.

Yang mengejutkan yakni, salah satu anggotanya ternyata berasal dari perusahaan teknologi yang cukup ternama, Provectus.

Adalah Gennady Galanter, pendiri Provectus yang menjadi sukarelawan ‘Tentara TI Ukraina’ dan fokus. Untuk memberikan informasi yang akurat kepada warga Rusia tentang perang yang kini memasuki hari ke-20.

“Saya bergerak atas nama pribadi dan pembentukan tentara ini cukup berhasil, memberikan informasi yang akurat tentang Rusia dan Ukraina,” ujar Galanter.

Baca juga:  Daftar 20 Negara Terkuat di Dunia, Indonesia Kalahkan Jerman

Penulis: Ardini Maharani DS/Editor: Bam