PANGANDARAN, ruber.id – Pasien positif COVID-19 asal Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat tengah menjalani perawatan di ruang rawat khusus RSUD Pandega.
Sementara, keluarga pasien pun menjalani karantina dan akan dilakukan tes swab.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, secara umum penanganan penyebaran virus Corona di kabupaten ujung selatan Jawa Barat ini sudah cukup baik.
Tentunya, kata Jeje, kondisi seperti ini harus dipertahankan. Bukan untuk pencitraan, namun lebih kepada bagaimana Pemkab membuat langkah-langkah kebijakan.
“Pasien positif sudah ditangani, keluarganya pun menjalani karantina dan akan dilakukan tes swab,” katanya usai melaksanakan salat Idul Fitri 1441 H di Lapang Merdeka, Minggu (24/5/2020).
Dengan adanya kejadian seperti ini, Jeje mengaku kecolongan lantaran hasil swab pemudik itu keluar 3 hari paska jalani isolasi khusus selama 14 hari.
Diketahui, pemudik dari Jakarta itu pulang ke kampung halamannya pada Rabu (6/5/2020).
Di tempat isolasi khusus, Sabtu (16/5/2020), pria berusia 44 tahun yang terlihat sehat atau tanpa gejala ini menjalani tes swab, karena dipandang berpotensi.
Kemudian, Rabu (20/5/2020), pria kelahiran 1975 tersebut selesai menjalani isolasi khusus di gedung sekolah desa setempat.
“Hasil swab-nya kami terima sore kemarin, pemudik itu sudah bareng keluarganya, baru keluar 3 hari dari tempat isolasi,” ujarnya.
Maka dari itu, kata Jeje, Pemkab akan segera melakukan evaluasi prosedur di tempat isolasi khusus.
Antara waktu yang diperlukan untuk mengetahui hasil tes swab dan masa isolasi ini tidak sinkron.
“Jangan seperti kejadian sekarang, hasil swab baru diketahui setelah pemudik selesai jalani isolasi,” ucapnya.
Jeje menuturkan, piahknya bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 ada kemungkinan akan merubah prosedur isolasi khusus.
Jika perlu, kata Jeje, warga yang menjalani isolasi khusus baru diperbolehkan pulang setelah hasil tes swab keluar.
“Untuk hasil swab kami akan lebih proaktif, kalau perlu jemput bola, tidak usah menunggu,” tuturnya.
Di sisi lain, kebijakan Pemkab untuk melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan terbuka pun hasil dari evaluasi.
Jeje menyampaikan, dirinya tidak membuka open house sebagai upaya menghindari kerumunan dan kontak dengan orang banyak.
“Tadi saya minta pejabat tidak usah ke rumah untuk bersilaturahmi. Anjuran ini juga untuk semua warga, upaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya. (R002/dede ihsan)
BACA JUGA: Gempa Pangandaran 5.1 Magnitudo, Terasa di Tasikmalaya dan Garut