BANJAR  

Pemerhati Kritisi Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

WALIKOTA Banjar Ade Uu Sukaesih melepaskan balon saat memeringati Hari Lingkungan Hidup sedunia di Taman Kota, beberapa waktu. ist/ruber.id

BANJAR, ruber.id Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang di laksanakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar beberapa hari lalu menuai respons pemerhati lingkungan hidup Kota Banjar.

Salah satunya Deni, dari Konci Lestari. Dia mengatakan, kegiatan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diadakan DLH memang bagus, tapi terkesan terburu-buru dan tak terkonsep dengan baik, sehingga tema atau isu yang diangkat kurang mengena.

“Alangkah lebih bagusnya, sebelum kegiatan dilaksanakan berkoordinasi dulu dengan pemerhati lingkungan, termasuk dengan Komunitas Senja yang dipimpin Kang Johan,” katanya, Jumat (30/8/2019).

Baca juga:  Korupsi Infrastruktur, KPK Amankan Dokumen Penting di Kota Banjar

“Lalu undang semua komunitas yang ada di Kota Banjar untuk buka stand, biar kelihatannya guyub dan bersatu dengan komunitas yang lainnya,” -sambungnya.

Dengan demikian, kata dia, isu strategis atau tema yang akan di munculkan terkait lingkungan, terutama pelestarian sungai, benar-benar mengena.

Dia juga menyarankan agar ke depannya, dirancang acara saresehan atau diskusi dengan komunitas dan pemerintah daerah setempat terkait progam yang akan dilaksanakan ke depannya.

“Terkait lingkungan yang selama ini jadi permasalahan, Insya Allah akan kelihatan sinergitas antara komunitas dan pemerintah setempat, sehingga akan lebih banyak orang yang cinta dan sayang kepada lingkungan dan sungai,” kata Deni

Hal senada juga diungkapkan Dimas, perwakilan dari Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia – Kawasan Laut, Hutan, industri (LPLHI – KLHI) DPD Kota Banjar.

Baca juga:  Jelang Debat Capres 2019, Ulama Muda dari 3 Kabupaten Doakan Jokowi-Ma'ruf Amin

Menurut dia, tema dalam acara lingkungan hidup sedunia kurang kena dengan isu yang di bawa yaitu Ciroas bersih.

“Saya harap ke depannya, peran pemerhati lingkungan hidup dan para komunitas yang ada di Kota Banjar lebih diberi ruang.”

“Karena merekalah yang lebih tahu situasi dan kondisi serta permasalahan- permasalahan yang ada di lingkungan, terutama sungai,” sarannya. Agus Purwadi