GARUT, ruber — Gerakan dua anak muda asal Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut ini patut mendapatkan suport dari berbagai pihak. Adalah Fahmi, 26, dan Asmud, 22, dua bersaudara yang saat ini tengah berjuang menumbuhkan literasi di Garut Selatan dengan mendirikan taman baca masyarakat (TBM).
Taman baca yang mereka namai dengan “Saung Muda Karya” itu hadir di daerah yang jauh dari perkotaan, bahkan bisa dikatakan daerah terpencil di Garut. Namun demikian, semangat dua anak muda ini sangat luar biasa.
Beralamat lengkap di Kampung Kibodasrea, RT04/RW 01 Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Saung muda karya didirikan pada 17 November 2018 dan kini menjadi ikon Kecamatan Pakenjeng.
“Cerita di balik berdirinya Saung Muda Karya sangat memprihatinkan. Diawali dengan keresahan kami yang melihat keadaan masyarakat yang sangat kumuh dan tak tertata dengan baik. Anak mudanya jauh dari hal-hal positif karena sudah terdoktrin kerasnya zaman,” kata Kang Fahmi, begitu dia disapa, Rabu (03/07/2019).
Fahmi berharap dengan hadirnya Saung Muda Karya sedikitnya bisa mengkikis hal-hal negatif yang kian menyeruak di kalangan pemuda.
“Setiap sore biasanya para pemuda sudah nongkrong-nongkrong gak jelas di tempat keramaian yang selalu membuat masyarakat resah oleh perilaku yang tak berpendidikan”
“Namun, alhamdulillah para pemuda khususnya yang ada di Desa Tegalgede sudah mulai terintegrasi kepada sesuatu yang bermanfaat,” katanya.
Fahmi membeberkan, visi dan misi berdirinya Saung Muda Karya adalah menjadi wadah silaturahmi generasi muda yang akan melahirkan kader-kader peminpin tangguh yang berperadaban literasi.
“Misi baku dari semua TBM adalah sama, yaitu mendekatkan fasilitas membaca kepada masyarakat sehingga masyarakat menjadi melek terhadap aksara,” jelasnya.
Adapun program yang mereka jalankan adalah program 5C, yaitu Critical Thinking, Creativity, Cleanship, Communication, Collaboration,
“Mula-mula kami dari tim Saung Muda Karya mencoba untuk mengadakan seminar anak milenial. Ternyata tanggapan kaum muda luar biasa, mereka mendukung acara tersebut dengan antusias,” katanya.
Saat ini, aktivitas rutin yang dijalankan Saung Muda Karya di antaranya adalah menggelar Ngopi Kalem setiap malam Rabu.
“Ngopi Kalem itu artinya ngobrol perkara literasi dan kelembagaan. Biasanya, ada narasumber yang datang untuk mengisi diskusi tersebut,” jelasnya.
Kemudian setiap malam Jum’at, ada pengajian Yassin, yang dilanjutkan dengan bedah buku dan diskusi.
“Setiap malam minggu ada kegiatan Menfis (melatih mental dan melatih fisik). Di samping itu, kami selalu melakukan buka lapak baca di tempat-tempat wisata yang ada di Kecamatan Pakenjeng.”
“Seperti halnya di Curug Layung, Puncak Pananga, Leuwi Batu belah, Leuwi Petir, Batu Bentang, Sangegeng dan lain-lain,” sebutnya.
Selain itu, Fahmi dan Asmud juga biasa melakukan pelatihan-pelatihan menulis dan public speaking, home industri, designer, pembuatan film/video, dan lain lain.
“Terakhir, kami kemarin mengadakan Kemah Literasi di Gunung Batu Bungbulang yang diadakan oleh FTBM Garut, Dispusip Garut, dan seluruh taman baca di Garut. Pihak tuan rumah adalah Tbm Saung Muda Karya, Tbm Cipendeuy, Tbm Sarang Lebah, dan Komunitas Siraru,” pungkasnya. fey