Bahkan, di usianya yang ke 81 tahun ini, Raden Karlan sering berangkat bepergian menggunakan sepeda ontel tua miliknya pulang pergi dari Kabupaten Pangandaran ke Kota Tasikmalaya.
“Sekarang saya tidak punya teman seumur yang dulu sepermainan kecil atau waktu remaja, semuanya sudah wafat,” kata Raden Karlan saat dijumpai ruber.id di kediamannya di Pangandaran, Kamis (24/10/2019).
Raden Karlan mengaku, pernah ikut berjuang mengusir pemberontak negara dengan menjadi OKD dan OPR.
OKD, kata Raden Karlan, merupakan pemuda desa yang diperbantukan untuk mempertahankan kemerdekaan di tingkat desa.
Sementara OPR, kata Raden Karlan, merupakan pemuda desa keterwakilan dari tiap OKD yang berkedudukan di tingkat kecamatan.
“Anggota OPR Kecamatan Parigi dulu berjumlah 40 orang dan merupakan OKD dari 6 desa,” kenang Raden Karlan.
Pada masa itu, Raden Karlan juga pernah mengikuti latihan perang selama 3 bulan setiap hari hingga malam terus berlatih di bawah pimpinan Letnan Iskandar dari Badan Organisasi Daerah Militer (BODM).
“Antara OKD atau OPR sering terjadi kontak senjata dengan pemberontak di daerah jalur Jalan Sier, Dusun Kemplung, Desa Karangbenda dan saya beberapa kali mengalami ancaman keselamatan nyawa waktu itu,” terang Raden Karlan.
Raden Karlan menuturkan, perjalanan hidupnya banyak mengalami peristiwa genting dan gawat di saat kondisi negara belum kondusif.
Ia mengaku, keterbatasan senjata atau peralatan perang tidak menjadi alasan baginya untuk menjadi seorang pengecut jika berhadapan dengan musuh.