Warga Ujungjaya Sumedang Cemas, Rumah Mereka Terancam Abrasi Sungai Cipelang

Sungai Cipelang abrasi
Img

SUMEDANG, ruber — Sedikitnya 10 rumah di Dusun Sukaasih RT 18/06, Desa Cipelang, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang terancam abrasi arus Sungai Cipelang.

Saat ini, jarak antara rumah dengan sungai hanya menyisakan sekitar 7 meter dengan panjang pinggiran sungai yang terkena abrasi sekitar 300 meter.

“Jenis tanah di sini adalah cadas aron dan porang sehingga sangat mudah tergerus arus air Sungai Cipelang,” ujar warga setempat, Eman.

Eman menambahkan, awalnya jarak antara pinggiran Sungai Cipelang dengan rumah terdekat cukup jauh.

“Ya ada sekitar 50 meter. Cukup jauh, sehingga dirasa aman,” tambahnya.

Eman mengakui, sekitar tahun 1974 arus air Sungai Cipelang memang ke arah yang sekarang.

Baca juga:  Asita Dukung Sumedang Jadi Kabupaten Pariwisata

Namun, karena ada perubahan alam kemudian berpindah ke arah lain dengan jarak 50 meter dari rumah warga.

“Tapi, sejak tahun 2014 arah arus mulai berubah lagi. Sebelumnya tidak mengancam pemukiman warga, tapi sejak 2015 mengancam rumah warga,” jelasnya.

Bahkan, kata dia, di beberapa rumah sudah ada pergeseran keramik setinggi kurang lebih 1 sentimeter.

“Ada pula rumah yang sudah mengalami retak retak pada lantainya,” ucapnya.

Setiap tahunnya, kata dia, khususnya di musim hujan, hampir ada sekitar 5-10 meter tanah amblas akibat abrasi Sungai Cipelang.

Pada saat air meluber tidak ada masalah, namun saat air surut pasti ada gerusan tanah yang amblas.

“Saat ini, pinggiran Sungai Cipelang sendiri semakin mendekati pemukiman warga. Apabila dibiarkan dan tidak ditanggulangi, dikhawatirkan perumahan warga akan turut amblas pula,” jelasnya.

Baca juga:  Rumah Warga Cikaramas Sumedang Terbakar Hebat

Eman menuturkan, BBWS Cimanuk Cisanggarung sudah datang dan mengecek abrasi yang terjadi. Namun, sampai saat ini tak kunjung jelas tindaklanjutnya.

“Kami berharap agar instansi terkait dapat segera meninjau kembali lokasi abrasi. Kemudian, menindaklanjuti serta melakukan penanggulangan,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desanya Wowo Karnawi mengaku, pihak desa sudah membuat beronjong tahun 2014 dari Dana Bagi Hasil Pajak (DBHP).

Tetapi, lanjut dia, beronjong tersebut hilang karena arus sungai cukup kuat.

Bahkan, kata dia, ada pula pihak pengusaha yang membantu merubah arus air Sungai Cipelang dengan menggunakan alat berat.

“Namun, arus air Sungai Cipelang kembali ke awal karena kurang permanen pengerjaannya, hingga warga sekitar tetap was-was rumahnya terkena abrasi,” terangnya. luvi

loading…