Tradisi Imlek Etnis Tionghoa di Indonesia

Tradisi Etnis Tionghoa Merayakan Chinese New Year di Indonesia
Foto ilustrasi oleh Min An dari Pexels.

KOPI PAGI, ruber.id – Sejak dulu, warga keturunan Tionghoa telah mendiami bumi Indonesia, bahkan ikut berperang melawan penjajah.

Meski demikian, di zaman Orde Baru, kebudayaan dan tradisi China, tidak diperbolehkan untuk diadakan secara besar-besaran.

Baru pada zaman Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, warga negara Indonesia keturunan ini bisa bebas merayakan Imlek, salah satu perayaan penting di tradisi China.

Imlek Itu Apa Sih?

Namun, banyak dari kamu masih ada yang bingung, sebenarnya Imlek itu apa, sih?

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, Imlek merupakan sistem penanggalan asal China yang melihat dari peredaran bulan.

Imlek biasa kita kenal, sebagai tahun barunya orang keturunan Tionghoa.

Baca juga:  Ini Negara Paling Bahagia di Dunia, Penduduknya Ternyata Suka Ngopi!

Tahun baru ini, dimulai di hari pertama pada bulan pertama setiap pergantian tahun.

Setiap perayaan tahun baru, pastilah ada tradisi-tradisi yang etnis Tionghoa jalani.

Tahun baru kalender Masehi, misalnya.

Di Indonesia, tahun baru Masehi dirayakan dengan pesta kembang api dan makan bersama dengan lauk yang dibakar, seperti jagung, ikan atau ayam.

Nah, pada perayaan Imlek pun demikian, ada tradisi yang tidak bisa ditinggalkan.

Beberapa tradisi tersebut antara lain, orang yang lebih muda akan mengunjungi para sesepuh atau orang yang lebih tua dari mereka.

Perayaan imlek, identik dengan berkumpul di rumah keluarga yang paling senior soal usia.

Tradisi Etnis Tionghoa di Indonesia Rayakan Imlek

Di Indonesia, kebanyakan keturunan Tionghoa berasal dari kelompok Hokken.

Baca juga:  Sejarah Ratu Kalinyamat, Putri Raja Demak yang Gigih Melawan Portugis

Semua tradisi yang kita kenal tentang Imlek, merupakan tradisi dari kelompok ini.

Umumnya, Imlek berlangsung selama 15 hari.

Sebelum hari H, biasanya ada tradisi mendoakan arwah leluhur-leluhur yang telah tiada.

Keesokan harinya, yakni hari raya Imlek, biasanya berlangsung acara kumpul keluarga sambil makan bersama.

Tradisi lainnya yakni, pertunjukkan Barongsai.

Pertunjukkan ini, banyak kita jumpai di kawasan Pecinan, maupun pusat perbelanjaan.

Taman kota, toko, hingga restoran bersalin rupa dengan menggunakan berbagai macam dekorasi warna merah dan emas sebagai lambang warna keberuntungan.

Ini bertujuan, agar semua urusan masyarakat Tionghoa berjalan lancar, tidak ada kendala dan mendapatkan keberuntungan.

Namun sayangnya, perayaan Imlek tahun ini berbarengan dengan pandemi Covid-19 varian baru, Omicron.

Baca juga:  Goa Lanang & Sinjanglawang Pangandaran: Terbentuk Jutaan Tahun Lalu, Simpan Keindahan Alam Memikat

Karenanya, pemerintah melarang ada pertunjukkan Barongsai dan kerumunan agar penyebaran Covid-19 varian Omicron ini, tetap terkendali.

Penulis: Andini Maharani DS/Editor: Bam