BERITA PANGANDARAN – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Pangandaran, Warman Abdullah, menanggapi dinamika pasca-debat pasangan calon bupati dan wakil bupati Pangandaran yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Warman menilai bahwa masyarakat bisa saja terpengaruh oleh narasi jawaban pasangan calon saat debat.
Menurutnya, pasangan Calon Nomor Urut 01 merencanakan pinjaman untuk mengatasi defisit anggaran, sedangkan pasangan Calon Nomor Urut 02 percaya diri dengan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pengurangan belanja aparatur.
“Pasangan Calon Nomor Urut 01 berniat melakukan pinjaman sebagai langkah mengatasi defisit anggaran, sedangkan Calon Nomor Urut 02 berfokus pada peningkatan PAD dan pengurangan belanja aparatur,” kata Warman, Minggu 3 November 2024.
Warman menambahkan, rencana pasangan Nomor Urut 01 untuk meminjam guna menjaga APBD tetap sehat adalah langkah yang logis agar program-program dapat berjalan dengan baik dan hutang terbayar.
Sementara itu, pasangan Nomor Urut 02 berpendapat bahwa defisit anggaran dapat diatasi melalui peningkatan PAD dan penekanan belanja aparatur, serta menghubungkan posisinya dengan partai pendukung Presiden Prabowo.
“Publik perlu melihat narasi dari masing-masing pasangan calon secara objektif agar tidak terkecoh dan terbawa asumsi liar,” tambah Warman.
Rencana Paslon Nomor Urut 01
Pasangan Nomor Urut 01, Hj. Citra Pitriyami dan H. Ino Darsono, menyampaikan, rencana peminjaman bertujuan untuk menjaga stabilitas APBD dan memastikan program berjalan lancar.
Namun, publik cenderung menilai jawaban ini seolah salah, meskipun sebenarnya peminjaman adalah strategi yang bisa saja tepat dalam konteks tersebut.
“Lagi pula, utang ini bukanlah hasil dari kebijakan Citra dan Ino, melainkan kondisi yang ditinggalkan sebelumnya oleh Ujang Endin Indrawan dan Dadang Solihat dalam birokrasi. Jadi, tidak adil jika Citra dan Ino yang kemudian disoroti,” jelas Warman.
Usulan Paslon Nomor Urut 02
Ia juga menyoroti pasangan Calon Nomor Urut 02, Ujang Endin Indrawan dan Dadang Solihat, yang mengusulkan peningkatan PAD dan pengurangan belanja aparatur untuk menutup defisit anggaran, serta menyebut bahwa mereka didukung oleh partai pengusung Presiden Prabowo.
“Jika memang solusi mereka adalah meningkatkan PAD dan mengurangi belanja aparatur, mengapa hal tersebut tidak diterapkan saat mereka berada di dalam birokrasi?,” ujar Warman.
Warman juga mengkritisi penyebutan partai pengusung Presiden Prabowo oleh pasangan Nomor Urut 02, yang menurutnya tidak relevan dengan pertanyaan debat.
“Kesalahpahaman publik ini perlu diluruskan. Sudah saatnya kita kembali menelaah visi dan misi calon-calon yang akan berlaga pada pemilihan 27 November 2024 nanti,” ucap Warman.