BERITA EDUKASI, ruber.id – Seperti tahun sebelumnya, tahun 2019 ini, Universitas Padjadjaran (Unpad) menyelenggarakan penerimaan mahasiswa baru secara mandiri, melalui Seleksi Masuk Universitas Padjadjaran (SMUP).
Walaupun seleksi ini menggunakan hasil Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK). Tetapi, pendaftar wajib mengikuti seleksi tambahan, dengan materi yang telah ditentukan masing-masing program studi (prodi).
Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad mengatakan, pada tahun 2018 SMUP diberlakukan bagi seluruh prodi D4 atau S1 terapan, S2, S3, spesialis dan keprofesian.
Sedangkan tahun 2019, SMUP akan dibuka bagi jenjang S1 akademik.
“Hanya memang, tidak semua prodi. Secara detailnya, nanti bisa dicek di website pada proses pendaftaran,” ucap Tri, Selasa (22/1/2019).
Menurut Tri, keputusan penyelenggaraan jalur SMUP ini melalui pertimbangan perbaikan sistem tes Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Diharapkan, melalui sistem baru ini perguruan tinggi bisa mendapat mahasiswa yang betul-betul sesuai dengan minat maupun kemampuannya.
“Kalau dulu, bisa saja mahasiswa kedokteran lolos seleksi. Padahal nilai tes biologinya nol. Hal itu karena nilai totalnya tinggi,” terang dia.
Selain itu, adanya pembobotan nilai UTB, kata Tri, menjadikan proses seleksi SBMPTN lebih baik.
Sehingga, bisa dijadikan dasar penilaian untuk jalur SMUP.
Seleksi tambahan pada jalur SMUP bisa berupa TOEFL dan wawancara.
Sedangkan, pada prodi tertentu dilengkapi dengan tes lainnya sesuai kebutuhan prodi masing-masing.
Misalnya, pada Prodi Kedokteran, Kedokteran Hewan dan Kedokteran Gigi, calon mahasiswa diwajibkan mengikuti tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI).
Sementara, peserta seleksi Prodi Perikanan dan Ilmu kelautan wajib mengikuti tes kemampuan renang.
“Tes tambahan semacam ini memang sulit diterapkan pada jalur SBMPTN.”
“Cara yang bisa dilakukan, baru melalui unggahan portofolio saja.”
“Karena, jumlah pendaftar SBMPTN sangat banyak, dan pengumumannya hanya satu tahap,” ungkap Tri.
Pada jalur SMUP, menurut Tri, bisa dibuat rancangan dua tahap tes.
Sehingga, hanya peserta yang lolos tahap pertama saja yang bisa mengikuti tes tambahan.
Mengenai uang kuliah, kata Tri, mahasiswa dari jalur SMUP dibebankan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang besarannya sama dengan mahasiswa jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Hanya, terdapat nilai UKT tertinggi dan Dana Pengembangan (DP).
“Besaran DP tidak sama, sesuai kebijakan prodi masing-masing, yang berkisar Rp20 juta-Rp130 juta bagi Prodi Sains dan Teknologi.”
“Untuk Prodi Sosial Humaniora berkisar di angka Rp15 – 75 juta,” katanya.
Beberapa prodi juga berencana membuka kelas internasional untuk strata satu (Internasional Undergraduate Program) melalui SMUP.
Yakni Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Islam, Ilmu Hukum, dan Ilmu Farmasi.
Dalam proses perkuliahan, kelas internasional ini menggunakan bahasa Inggris.
“Jalur ini memberi peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk membuka jalur global.”
“Selain itu, juga untuk menempatkan mahasiswa dari luar negeri,” tuturnya.
Tahun 2019, penerimaan mahasiswa baru dari jalur SNMPTN sebanyak 25%, dari SBMPTN 50%.
Sedangkan, dari jalur SMUP dialokasikan sebanyak 25%.
Sementara, jalur SNMPTN dibuka bagi seluruh prodi, kecuali prodi baru.***