Sejarah Ken Arok

Ken Arok
Ken Arok. ils/net

KOPI PAGI, ruber.idKen Arok atau Ken Angrok merupakan seorang raja, pendiri kerajaan Singasari/Tumapel. Ia lahir di Jawa Timur pada tahun 1182.

Cerita Hidup Ken Arok

Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.

Kisah hidupnya sangat terkenal karena diwarnai dengan petualangan, pengkhianatan, dan tragedi.

Ken Arok dikisahkan sebagai putra Gajah Para dari Desa Campara (Bacem, Sutojayan, Blitar) dengan seorang wanita Desa Pangkur (Jiwut, Nglegok, Blitar) bernama Ken Ndok.

Gajah adalah nama jabatan setara wedana (pembantu adipati) pada era kerajaan Kediri.

Sebelum Ken Arok lahir, ayahnya telah meninggal dunia saat dalam kandungan.

Sejak saat itu, Ken Ndok telah direbut oleh Raja Kediri.

Oleh ibunya, bayi Ken Arok dibuang di sebuah pemakaman.

Kemudian, Ken Arok ditemukan dan diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong.

Ken Arok tumbuh menjadi berandalan yang lihai mencuri dan gemar berjudi.

Sehingga, membebani Lembong dengan banyak hutang hingga ia mengusirnya.

Ken Arok kemudian diasuh oleh Bango Samparan, seorang penjudi dari Desa Karuman.

Baca juga:  22 Agustus, Peringatan Hari Anti-Diskriminasi Agama dan Kepercayaan

Oleh Bango, Ken Arok dianggap sebagai pembawa keberuntungan.

Akhirnya, Ken Arok bertemu seorang brahmana dari India bernama Lohgawe, yang datang ke tanah Jawa mencari titisan Wisnu.

Dari ciri-ciri yang ditemukan, Lohgawe yakin kalau Ken Arok adalah orang yang dicarinya.

Tumapel merupakan salah satu daerah di bawah kekuasaan Kerajaan Kadiri.

Yang menjadi akuwu (setara camat zaman sekarang), saat itu Tumapel di pimpin oleh Tunggul Ametung.

Atas bantuan Lohgawe, Ken Arok dapat diterima bekerja sebagai pengawal Tunggul Ametung.

Ken Arok kemudian tertarik pada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung yang cantik.

Apalagi, Lohgawe juga meramalkan kalau Ken Dedes akan menurunkan raja-raja tanah Jawa.

Hal itu semakin membuat Ken Arok berhasrat untuk merebut Ken Dedes, meskipun tidak direstui Lohgawe.

Ken Arok membutuhkan sebilah keris ampuh untuk membunuh Tunggul Ametung yang terkenal sakti.

Bango Samparan pun memperkenalkan Ken Arok pada sahabatnya yang bernama Mpu Gandring dari desa Lulumbang.

Mpu Gandring dikenal luas sebagai seorang ahli pembuat pusaka ampuh.

Mpu Gandring sanggup membuatkan sebilah keris ampuh dalam waktu setahun.

Baca juga:  Sejarah 16 Agustus: Soekarno-Hatta Dibawa ke Rengasdengklok

Ken Arok tidak sabar. Lima bulan kemudian, ia datang mengambil pesanan.

Keris yang belum sempurna itu direbut dan ditusukkan ke dada Mpu Gandring.

Dalam sekaratnya, Mpu Gandring mengucapkan kutukan bahwa keris itu nantinya akan membunuh 7 orang raja, termasuk Ken Arok sendiri dan anak cucunya.

Ken Arok menjalankan rencananya untuk merebut kekuasaan Tunggul Ametung.

Mula-mula, ia meminjamkan keris pusakanya pada Kebo Hijo, rekan sesama pengawal.

Kebo Hijo dengan bangga memamerkan keris itu sebagai miliknya kepada semua orang yang ia temui.

Sehingga, semua orang mengira bahwa keris itu adalah milik Kebo Hijo.

Malam berikutnya, Ken Arok mencuri keris pusaka itu dari tangan Kebo Hijo yang sedang mabuk.

Ia lalu menyusup ke kamar Tunggul Ametung dan membunuh majikannya itu di atas ranjang.

Ken Dedes menjadi saksi pembunuhan suaminya.

Namun, hatinya luluh oleh rayuan Ken Arok.

Lagi pula, Ken Dedes menikah dengan Tunggul Ametung karena terpaksa.

Keesokan paginya, Kebo Hijo dihukum mati karena kerisnya ditemukan menancap pada mayat Tunggul Ametung.

Baca juga:  Kapten Naseh, Pahlawan asal Tasikmalaya yang Berbahaya

Ken Arok lalu mengangkat dirinya sebagai akuwu baru di Tumapel dan menikahi Ken Dedes.

Tidak seorang pun yang berani menentang keputusan itu.

Ken Dedes sendiri saat itu sedang mengandung anak Tunggul Ametung, bernama Anusapati, disebut juga Panji Anengah.

Ambisi Ken Arok tidak berhenti di Tumapel.

Pada 1222, ia memberontak dan berhasil mengalahkan Raja Kertajaya dari Kediri dalam pertempuran Ganter.

Setelah itu, Ken Arok menyatakan Tumapel sebagai kerajaan merdeka yang lepas dari Kediri.

Ken Arok menjadi raja pertama Kerajaan Tumapel dan dinastinya disebut Dinasti Rajasa.

Lokasi kerajaan Hindu-Buddha ini berada di daerah Singasari, Malang.

Ken Arok hanya memerintah Kerajaan Singasari selama lima tahun (1222-1227 M).

Pada 1227, ia dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati, anak Ken Dedes dari pernikahannya dengan Tunggul Ametung.

Anusapati yang telah lama curiga akhirnya menemukan kebenaran bahwa Ken Arok yang bertanggung jawab atas kematian ayah kandungnya.

Anusapati menggunakan keris Mpu Gandring untuk membunuh Ken Arok.

Penulis: Eka Kartika Halim/Editor: Bam