Rawan Longsor, Ini Titik Rawan Bencana versi BPBD Klaten
KLATEN, ruber.id — Di musim penghujan tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Jawa Tengah mulai memetakan daerah rawan longsor.
Pemetaan itu diawali dari Desa Burikan Kecamatan Cawas. Daerah ini memiliki kerawanan tanah longsor dari bukit Putih Gunungkidul yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten.
Staf Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten Dwi Yudi Sutanto menyatakan pemetaan ini, untuk membantu pemerintah dalam mempercepat penanganan paskaterjadinya bencana bukit putih yang longsor.
Pemetaan daerah rawan bencana ini, dilakukan tim gabungan dari Komunitas Search and Rescue (SAR), Komunitas Peduli Api.
Kemudian, Relawan Klaten Timur, Taruna Siaga Bencana (Tagana), serta Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Klaten.
Ini, kata Dwi, merupakan zona merah atau daerah terkena ancaman bencana tanah longsor tinggi dari bukit putih perbatasan Gunungkidul dengan Klaten.
Selain itu, kata Dwi, bencana kebakaran hutan, gempa bumi dan banjir.
Pemetaan kerawanan ini dilakukan, paskaterjadi longsor berupa batu berukuran besar menggelinding ke bawah yang mengancam warga setempat,” katanya, di Desa Burikan, Rabu (15/1/2020).
Dwi mengimbau, warga yang tinggal di lokasi rawan longsor untuk selalu waspada dan mengikuti instruksi yang diberikan pemerintah desa.
Bahkan, kata Dwi, jika kondisi tanah labil, disarankan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sehingga, warga harus waspada dengan ancaman tanah longsor maupun bencana kebakaran hutan.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Burikan Joko Supana mengatakan, kegiatan ini tindaklanjut hasil monitoring pekan lalu.
Di mana, terdapat bencana longsoran batu besar saat hujan dari bukit putih terjadi Selasa (7/1/2020) lalu.
Batu besar berdiameter 2 meter itu, masih tersangkut di rumpun bambu, tetapi tidak mengakibatkan kerugian.
Namun, kata dia, bila hujan, warga yang paling dekat rumahnya dengan bukit putih harus cepat mengungsi ke tempat lebih aman.
Di Desa Burikan Cawas, Klaten terdapat dua dukuh berpotensi longsor.
Yaitu, Dukuh Mundon RT 17, RT 18, RW 7 berjumlah 141 KK; dan Dukuh Groyokan RT 18, RT 19, RT 20 RW 8 dengan jumlah 159 KK.
Pada 2011 silam, lanjut dia, di Burikan juga terjadi bencana tanah longsor yang mengakibatkan 1 orang tewas.
Saat ini, warga telah dibekali dengan pengetahuan mitigasi agar siap tiap saat ada bencana.
Pemerintah desa juga telah menyiapkan jalur evakuasi serta papan penunjuk evakuasi.
“Selain itu posko pengungsian berada di lapangan desa serta eks SDN 2 Burikan,” sebutnya. (R008/Jolar)