Petani di Indonesia Terus Berkurang, GEC: Siapa yang Akan Menyiapkan Pangan Nanti?

Petani di Indonesia Terus Berkurang, Garut Edufarm Center: Siapa yang Akan Menyiapkan Pangan Nanti?

GARUT, ruber.id — Di era digitalisasi seperti sekarang ini, Garut Edufarm Center (GEC) khawatir ketahanan pangan terancam.

GEC yang merupakan unit kerja Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat pun melakukan berbagai cara agar generasi muda di Garut tidak meninggalkan sektor pertanian.

Salah satunya, dengan menumbuhkan bertani sejak dini pada generasi muda di Garut.

Tujuannya, agar generasi muda di Kota Intan tidak merasa gengsi dan menganggap menjadi petani adalah pekerjaan kelas bawah.

BACA JUGA: Wakil Walikota Banjar Soroti Minimnya Infrastruktur Pertanian

Ketua Tim GEC sekaligus Fungsional Penyuluh Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Garut Aden Kurniawan menyebutkan, kondisi saat ini, usia petani di Garut rata-rata di atas 55 tahun.

Hal ini pula, kata Aden, yang melatarbelakangi terbentuknya GEC, sebagai salah satu inovasi dari Dinas Pertanian.

Peran GEC sendiri, kata Aden, menumbuhkan minat pada generasi muda terhadap pertanian.

“Jika petani tidak ada regenerasi, maka siapa nantinya yang akan menyiapkan pangan untuk kita,” kata Aden kepada ruber.id, Rabu (11/12/2019).

Baca juga:  Tari Ronggeng Sadunya Asli Darmaraja Sumedang, Lestari di Tengah Minimnya Literasi

Ironisnya, kata Aden, anak petani sendiri ketika ditanya apakah mau jadi petani, hampir semua menjawab tidak ada yang mau bercita-cita jadi petani.

Hal ini, kata Aden, disebabkan mindset bahwa menjadi petani adalah pekerjaan yang kotor dan pekerjaan kalangan bawah atau masyarakat miskin.

“Maka dari itu, harus ada upaya dari berbagai pihak untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian,” ucap Aden.

Apalagi, kata Aden, bonus demografi (Lonjakan jumlah penduduk) makin pesat dan dihadapkan pada era 4.0.

Namun di sisi lain, jumlah petani semakin berkurang dan usia mereka semakin tua.

“Tentunya ini akan berbahaya terhadap ketahanan pangan nasional,” ucap Aden.

Untuk itu, kata Aden, harus ada langkah cepat sebagai antisipasi untuk menanggulanginya.

GEC sendiri, kata Aden, saat ini mulai berinisiatif menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian ini dengan menggandeng dunia pendidikan.

“Jadi kami masuk ke sekolah- sekolah, kampus, komunitas dan dinas intansi lembaga lainnya untuk mengembangkan pertanian. Khususnya dalam menumbuhkan minat generasi muda terhadap dunia pertanian,” sebut Aden.

Baca juga:  Usut Kasus di DPRD Garut, Kejari Periksa Legislator hingga Mantan Sekda

GEC, lanjut Aden, terjun ke sekolah- sekolah untuk memberikan edukasi bahwa menjadi petani itu menyenangkan dan merupakan pekerjaan yang menjanjikan.

Salah satu upaya yang dilakukan GEC yaitu dengan mengenalkan teknologi pertanian.

Agar generasi muda semakin tertarik dan tidak menganggap sektor pertanian adalah pekerjaan kelas bawah.

“Alhamdulillah, kami sudah bergerak di awal tahun 2019 ini. Meski dilakukan swadaya, karena belum ada dukungan dari APBD, tapi minat dari sekolah maupun perguruan tinggi atau dinas intansi untuk mengikuti program kami ini cukup banyak,” tuturnl Aden.

Selain itu, kata Aden, GEC juga menginisiasi untuk pengembangan industri atau pun pengembangan alat-alat inovasi kreatif.

Di antaranya drone, vertikultur, aeroponik, vertikal garden, screen house dan lain sebagainya.

Di mana hal ini dapat memberikan kemudahan dan akan menarik minat generasi muda untuk melirik dunia pertanian.

Alhasil, lanjut Aden, dari terobosan ini, GEC mendapatkan penghargaan juara satu di Garut Expo Pelayanan Publik untuk kategori dinas, tingkat Kabupaten Garut.

Baca juga:  Sejarah Kota Bandung, Asal Nama hingga Jadi Lautan Api

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga menuturkan, dinas pertanian mengambil inisiatif untuk membuat GEC ini dalam rangka mewadahi fungsi penyuluhan di Dinas Pertanian Kabupaten Garut.

“Ini lebih operasional ya, GEC ini ada di bawah bidang sumber daya, namun untuk fungsi penyuluhannya kami support melalui taspos dalam bentuk GEC. Jadi mudah-mudahan ini lebih mempercepat lagi pelayanan penyuluhan.”

“Terkait dengan teknologi, digunakan mulai dari prapanen sampai ke pengolahan hasil panen dan sebagainya. Sehingga diharapkan lebih operasional dan lebih dekat lagi dan lebih cepat dalam melayani kebutuhan petani,” jelas Beni.

Beni menjelaskan, jika dari aspek legal formal, GEC ini memang tidak masuk secara struktur di Dinas Pertanian Kabupaten Garut.

“Tetapi, GEC ini merupakan unit kerja, merupakan taspos dari dinas pertanian dalam rangka mengakselerasi pelayanan terhadap petani,” ujar Beni. fey

Baca berita lainnya: Hasil Panen Padi Capai Target, Ini Tips Dinas Pertanian Pangandaran