BERITA CIAMIS, ruber.id – Untuk memperingati Hari Primata Indonesia di Ciamis, International Animal Rescue (IAR) Indonesia menggandeng Bidang KSDA Wilayah III Ciamis dan aktivis lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, IAR menggelar kampanye dan mengedukasi pelajar pentingnya pelestarian Primata di Taman Hutan Kota, Cigembor, Ciamis, Jawa Barat Minggu pagi (3/2/2019).
Aksi ini diisi beberapa kegiatan mulai dari sosialisasi dan penggalangan dukungan kepada masyarakat untuk pelestarian Primata.
Ada juga, pameran foto satwa dan infografis Primata Jawa di beberapa titik di Taman Hutan Kota.
Selain itu, ada sosialisasi bahaya senapan angin, dan teatrikal satwa yakni sebuah pertunjukan untuk menyampaikan pesan perlindungan satwa Primata.
Perburuan dan perdagangan untuk dijadikan peliharaan, menambah beban ancaman terhadap pelestarian Primata.
“Jadi kita mengedukasi pelajar dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian Primata, terutama Primata Jawa.”
“Masyarakat diajak ikut mengawasi dan mencegah perburuan dan perdagangan satwa Primata,” ujar Perwakilan IAR Indonesia Agung Ismail.
Dengan sosialisasi ini, masyarakat bisa mengetahui upaya yang dilakukan bila bertemu satwa Primata.
Jangan diburu, dan dibiarkan saja. Juga bisa melapor bila menemukan ada pemeliharaan, perdagangan dan perburuan Primata.
70% Nyaris Punah
Agung menuturkan, yang menjadi perhatian saat ini, di Indonesia punya 60 spesies Primata. Namun, 70% hampir punah.
Di Jawa Barat ada 5 spesies dan 4 spesies di antaranya endemik. Seperti surili, owa jawa, kukang jawa dan lutung.
“Sebulan lalu ada kasus perburuan kukang di Majalengka hampir 79 kukang. Itu adalah yang terbesar sepanjang sejarah.”
“Dengan kegiatan ini bisa lebih meningkatkan kesadaran masyarakat terkait perlindungan, pelestarian Primata,” jelas Agung.
Dalam penggunaan senapan angin, seharusnya digunakan untuk olahraga dan tempat yang mendapat izin. Regulasinya, sudah jelas harus mendapat izin dari Polda dan Perbakin.
Namun sekarang kondisinya senapan angin sangat mudah didapat sehingga satwa apapun jadi target perburuan. Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran.
“Seperti contoh kukang yang masuk rescue kami, itu ada beberapa yang ditemukan 3-5 peluru senapan angin akibat perburuan liar,” ungkapnya.***