ODGJ di Pangandaran Bertambah Setiap Tahun

odgj pangandaran
PEMERIKSAAN masal ODGJ di Pangandaran sebelum diberangkatkan ke RSJ Marzuki Mahdi Bogor. smf/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Angka Orang Dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengalami peningkatan setiap tahun.

Berdasarkan data, pada tahun 2017 tercatat 385 orang, tahun 2018 ada 408. Kemudian tahun 2019 naik menjadi 516, lalu lonjakan terjadi pada tahun 2020 sebanyak 708 orang.

Kasi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa di Dinas Kesehatan Pangandaran Rina Veriany mengatakan, salah satu faktor penyebab angka ODGJ meningkat adalah kemiskinan.

Selain itu, ada beberapa faktor lainnya, seperti faktor kepribadian, pola pikir dan kemampuan mengatasi masalah. Lalu, adanya gangguan otak, kondisi salah asuh dan tidak diterima masyarakat jadi rangkaian ODGJ.

“Rata-rata untuk di Pangandaran sendiri dipicu dengan adanya masalah dan kegagalan dalam kehidupan. Paling utama memang faktor ekonomi,” kata Rina, Jumat (26/3/2021).

Baca juga:  Tembok Penahan Tebing Sungai di Padaherang Pangandaran Ambrol

Namun, kata Rina, faktor ekonomi tidak bisa berdiri sendiri. Karena dapat menjadi kesatuan yang secara bersama menimbulkan gangguan jiwa.

Sebagai upaya penanganan, Pemkab bekerjasama dengan RSJ Marzuki Mahdi di Bogor. Pengirimannya secara berkala, dua kali dalam satu tahun dengan setiap pemberangkatan sekitar 30 orang.

Rina menerangkan, hasil evaluasi internal hampir 70% ODGJ yang ditangani pulih. Akan tetapi perlu ada perlakuan yang harus diperhatikan oleh pihak keluarga.

“ODGJ bisa kambuh kapan pun ketika daya tahan dan kemampuan adaptasi dalam menghadapi masalah lemah,” terangnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Pangandaran Yani Ahmad Marzuki menambahkan, penyandang gangguan kejiwaan sebagian besar dari kalangan ekonomi lemah.

Baca juga:  Tes P3K Pangandaran, Banyak Guru Sekolah Tak Lolos Gara-gara Ini

“Kepedulian keluarga untuk melakukan penyembuhan menjadi salah satu kendala. Secara medis, kelainan gangguan jiwa disebabkan oleh psikosis dan skizofrenia,” tambahnya.

Sehingga, kata Yani, seseorang tidak bisa mengendalikan emosi pada psikologinya. ODGJ biasanya memiliki latar belakang atas sebuah kejadian.

“Jadi dirinya itu mengalami trauma dan kenormalan berpikirnya terganggu. Kalau secara psikologis mengalami perbedaan perilaku,” sebutnya. (R001/smf)

BACA JUGA: Puskesmas Padaherang Terbanyak Mengirimkan ODGJ ke RSJ Marzuki Mahdi