GAYAIN  

Mirip Demam Berdarah, Waspadai Penyakit Chikungunya yang Bisa Sebabkan Kelumpuhan

Img
SAMA seperti demam berdarah, chikungunya juga disebabkan gigitan nyamuk. foto: halodoc

ruber.id — Demam berdarah saat ini menjadi penyakit yang sering menyerang. Banyak kasus penyakit DBD ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Selain demam berdarah, ada satu lagi penyakit yang juga kerap menyerang masyarakat yang berada di negara tropis. Yaitu chikungunya.

Chikungunya adalah virus yang ditularkan melalui nyamuk, dan di Indonesia dikenal dengan nama flu tulang.

Anda harus tahu bahwa jenis nyamuk yang menularkan virus ini sama dengan yang menyebarkan virus dengue dan Zika. 

Anda yang terinfeksi biasanya akan menderita demam dan nyeri sendi parah secara tiba-tiba di awal.

Melansir dari laman World Health Organization, virus ini pertama kali teridentifikasi selama wabah pada tahun 1952 di Tanzania.

Baca juga:  Basmi Jentik Nyamuk DBD, Pemkot Tasikmalaya Tebar Ribuan Ikan Cupang

Nama virusnya adalah Ribonucleic Acid (RNA) yang termasuk dalam genus alphavirus keluarga Togaviridae.

Diketahui, nama chikungunya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Kimakonde yang kurang lebih berarti “melengkung”.

Artinya, menggambarkan tampilan fisik penderita yang biasanya mengalami pembungkukan akibat nyeri sendi. Semua rentang usia dan jenis kelamin bisa terserang penyakit ini.

BACA JUGA: Penyakit Ini Ditandai dengan Demam Naik Turun, Waspadai Sebelum Terlambat!

Tapi, Anda bisa mengurangi paparan penyakit ini dengan mengurangi faktor risikonya.

Gejala chikungunya hampir sama dengan demam berdarah. Seperti demam, nyeri sendi, nyeri otot, sendi bengkak, sakit kepala dan kelelahan

Tak jarang bisa disertai dengan ruam yang mirip dengan campak, konjungtivitis (mata merah), mual, dan muntah.

Baca juga:  Kabin Mobil Bau Asap Rokok? Begini Cara Menghilangkannya

Gejala-gejala ini biasanya muncul di antara 3-7 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Memang, penyakit ini umumnya tidak menyebabkan kematian, tetapi gejalanya bisa parah dan melumpuhkan.

Keparahan kondisi ini sangat berisiko terjadi pada lansia terutama yang memiliki penyakit kronis.

Umunnya, sebagian besar orang yang terinfeksi akan merasa lebih baik dalam waktu seminggu. Tetapi, ada juga yang mengalami nyeri sendi selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.