Pangandaran Batal Masuk PPKM Level 1, Ini Penyebabnya

Vaksinasi Pangandaran
BUPATI Pangandaran Jeje Wiradinata. Gara-gara capaian vaksinasi, Pangandaran batal masuk PPKM Level 1. doc humas/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat batal turun ke PPKM level 1. Sebab pemerintah pusat memasukan capaian vaksinasi sebagai indikator penilaian level PPKM.

Daerah pesisir selatan Jawa Barat ini dinyatakan dalam status level 2. Hal itu tertuang dalam Inmendagri Nomor 42 tahun 2021. Aturan tersebut ditandatangani Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 13 September 2021.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, sebelumnya Pemkab optimistis pekan ini akan masuk ke level 1. Mengingat pada hasil assesment yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

Di mana, 6 indikator leveling yang sebelumnya jadi patokan sudah dicapai oleh Pemkab Pangandaran. Namun pemerintah pusat malah memasukan capaian vaksinasi jadi indikator.

Baca juga:  Stok Vaksin Covid-19 di Pangandaran Habis, Warga Diminta Tak Khawatir

“Kami tidak permasalahkan hal itu, pemerintah pusat sudah melakukan hal yang tepat. Bagus lah, vaksinasi jadi masuk indikator. Kan tujuannya supaya herd immunity cepat tercapai,” kata Jeje, Selasa (14/9/2021).

Jeje menuturkan, kebijakan pemerintah pusat tersebut akan direspons dengan meningkatkan kembali percepatan vaksinasi yang saat ini tengah berjalan.

“Kita diberi waktu 2 minggu, vaksinasi dosis 1 harus 50%. Saat ini capaiannya di kita baru 37,5%. Artinya dalam 2 minggu harus bisa mencapai 50% agar bisa bertahan di level 2,” tuturnya.

Jeje mengaku, pihaknya optimistis target tersebut tercapai. Untuk mengejar kekurangan 12% dari target, kalkulasinya setiap hari minimal 1% penduduk harus mendapatkan vaksinasi.

“Berarti realisasi vaksinasi kita minimal 3.000 per hari. Insya Allah target tercapai dan kita bisa bertahan di level 2,” ucapnya.

Baca juga:  Peace Convoy For Free Palestine di Pangandaran Diikuti Ribuan Umat Islam Priangan Timur

Jeje menambahkan, para pejabat eselon 2 akan dikerahkan untuk ikut serta membantu para Camat melakukan percepatan vaksinasi di lapangan. Termasuk menggelar kegiatan gebyar vaksinasi serta.

“Pejabat akan dilibatkan untuk membantu Camat. Kita mapping dulu daerah mana saja yang sulit menerima vaksinasi. Lalu gencarkan edukasi dan langsung vaksinasi,” tambahnya.

6 Indikator Asesmen Kondisi Baik

Jeje menerangkan, kasus konfirmasi aktif berada di angka 7,89 per 100 ribu penduduk per minggu. Indikator rawat inap rumah sakit berada di angka 3,67 per 100 ribu penduduk per minggu.

Indikator tingkat kematian 0,49 per 100 ribu penduduk per minggu. Selain itu angka testing pun dinilai baik yakni di angka 1,15 persen positive rate per minggu.

Baca juga:  Sukses Menerapkan AKB, Ridwan Kamil Minta Warga Pangandaran Tak Euforia Berlebihan

Angka tracing kontak erat pun bagus dengan rasio 16,5 rasio kontak erat per kasus konfirmasi per minggu. Indikator keenam yaitu treatment atau BOR juga bagus yakni 13,51 per minggu.

“Tentu yang paling penting adalah menjaga agar pencapaian ini tetap terjaga, bahkan terus ditingkatkan. Tetap laksanakan prokes, jangan abai,” tegasnya (R002)