TASIK KOTA, ruber — Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Baitul Amanah di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer (STMIK) DCI, Jalan sutisna Senjaya Kota Tasikmalaya, Kamis (14/2/2019).
BACA JUGA: Basmi Jentik Nyamuk DBD, Pemkot Tasikmalaya Tebar Ribuan Ikan Cupang
Dalam sambutannya di hadapan Ketua Yayasan Digitaloka, Ketua STIMIK DCI dan para tamu undangan, Budi berpesan kepada generasi muda khususnya civitas akademik STIMIK DCI masalah nilai keimanan dan ketakwaan (imtak) pada yang Kuasa.
Menurut Budi, dengan imtak, semua kemajuan teknologi diarahkan pada manfaat bagi sesama. Jadi, lanjut Budi, di era digitalisasi ini, iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) harus dibarengi dengan Imtak (iman dan takwa).
“Bangsa yang maju adalah yang menguasai ilmu pengetahuan. Kuncinya kemauan untuk belajar dan pantang menyerah. Lewat teknologi, sekarang siapa pun bisa belajar apa saja di mana saja,” katanya.
Dalam hidup ini, tambah Budi, tidak telepas dari iptek dan imtak. Iptek dapat dispesifikasikan sebagai ilmu, sedangkan imtak sendiri sebagai keimanan.
“Itu harus seimbang. Sebagai contoh keseimbangan dalam penguasaan teknologi yang ada untuk mengolah suatu Ilmu maka di sinilah iptek berperan.”
Peran imtak, menurut Budi, dalam hal ini sebagai suatu pengaturan jiwa sehingga melahirkan moralitas yang etis.
“Saya sangat bangga dengan didirikannya Masjid Baitul Amanah. Jadikan masjid sebagai sarana ibadah, pelihara dan jaga masjid dengan baik agar tetap hidup jadikan sebagai pengembangan umat,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua Yayasan Digitaloka Wahyu Tri Rahmadi SH mengatakan, masjid tersebut berukuran 8×9 meter.
Dananya mencapai Rp400 juta yang sebagian besar berasal dari Yayasan Digitaloka, sumbangan donatur, sumbangan sukarela dari mahasiswa, alumni STMIK DCI juga dukungan dari Pemkot Tasikmalaya.
Mengusung konsep Masjid Tumbuh dengan target pembangunan 1 tahun, masjid yang bisa menampung sekitar 50 jamaah ini ke depannya akan diperluas lagi.
Dalam pembangunan masjid ini, konsepnya kekinian dikedepankan dan hemat energi tanpa menggunakan fasilitas AC.
“(Konsep terbuka) jadi sirkulasi udara leluasa keluar masuk.
Dan juga dengan perpaduan sistem teknologi, salah satunya dalam pengelolaan sumber daya air. Dimana sebagai sarana ibadah tentunya akan membutuhkan sumber daya air yang cukup banyak.”
“Jadi tidak ada air yang banyak terbuang kita akan kelola dengan sistem teknologi yang kita buat sendiri,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ketua STMIK DCI Aneu Yulianeu ST SE MM.
“Saya berharap dengan dibangunnya Masjid Baitul Amanah ini mahasiswa yang berjumlah 500 orang menjadi manusia yang berakhlakul mulia,” katanya. ayana